PADANG - Malam kedua West Sumatera Performing Arts Market (WSPAM) di Ladang Tari Nan Jombang, Jumat (22/9) menghadirkan Teater Size dan Mahoni.Tampil di awal, Teater Size memainkan naskah karya Iwan Simatupang berjudul "Petang di Taman". Banyak hal yang disampaikan masing-masing lakon, tentang pria tua yang kesepian, tentang perempuan yang menyadari dirinya adalah seorang ibu, tentang pemuda yang begitu menyukai balon, dan tentang pemuda yang menjadikan taman sebagai rumahnya, dengan setumpuk kegelisahannya tentang udara, iklim dan kenyamanannya yang mungkin saja hilang ditelan zaman.
Empat pemain, Beni Julianda, Farel Erizal, Fadli Haikal Azani dan Welly Maulidina pun terlihat tak kalah emosional membawakan cerita. Mereka menumpahkan kegelisahan dan masalahnya masing-masing, yang notabene mereka adalah orang yang baru saja bertemu di taman.Sepanjang pertunjukan, penonton ikut terbawa suasana yang ditampilkan Teater Size yang meramu kisah sukacita, kesedihan, kesepian, kegagalan, dan bahkan cerita absurd yang digambarkan di sana, yang menciptakan konflik lucu.
Diketahui, Teater Size merupakan grup yang sudah cukup lama malang melintang di dunia teater. Grup ini didirikan pada 1988 di Padang oleh Syafar Alamsyah, Irmansyah, Zamzami Ismail dan Effie Abbas.Selanjutnya, grup musik Mahoni yang tampil setelahnya membuat suasana di Gedung Manti Menuik itu kian bergelora. Para pemain menggebrak panggung dengan menampilkan dua nomor komposisi musik, yang merupakan kombinasi dari elemen musik tradisional Minangkabau dan musik kontemporer.
Alat musik yang digunakan cukup banyak, dari seperangkat talempong, gendang, biola, bass dan ramuan elektronik musik. Para musisi, Yogi Astra, Robby Ferdian, Aditya Rahman, Krispra Tomi Soeharto, Andre Junaedi dan Andria Catri Tamsin pun tampak energik memainkan musik mereka yang diberi judul "Sound of Kaba Nan Ampek".Mahoni menyebut, komposisi musik yang mereka mainkan meliputi kato manurun, kato mandaki, kato malereang dan kato mandata, yang bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang generasi muda yang cerdas dan santun.
Di bagian terakhir, penampilan Mahoni semakin menggelegar. Mereka menyebut, karya seni yang mereka mainkan ini menampilkan semangat antusias generasi muda dalam melestarikan dan menghormati warisan budaya Minangkabau yang tak ternilai, yang diekspresikan melalui tempo cepat dan aksen yang kuat.Usai memainkan dua nomor komposisi musik yang rapi dan energik, Mahoni disambut gemuruh tepuk tangan penonton yang memadati ruangan.
Pantauan Singgalang, di malam kedua WSPAM di Ladang Tari Nan Jombang memang sangat ramai. Tak hanya di dalam ruangan, di luar pun ramai penonton yang antusias menyaksikan pertunjukan melalui layar yang disediakan panitia.Ery Mefri, penggagas sekaligus kurator di WSPAM tahun kedua ini mengaku senang pertunjukan seni yang berbasis tradisi Minangkabau ini mulai banyak diminati oleh generasi muda. Tak hanya seniman, tapi juga hadir mahasiswa serta anak-anak menyaksikan penampilan sanggar dan kelompok seni di iven WSPAM kali ini.Koreografer gaek ini juga menyebut kalau iven ini memang diarahkan bagaimana para seniman Sumbar bisa muncul dan diketahui oleh dunia. Apalagi menurutnya di WSPAM ini juga dihadirkan buyers dan produser dari luar negeri yang bakal menyampaikan informasi tentang bagaimana keunikan seni tradisi Minangkabau beserta para pekerja seni yang aktif di dalamnya.Walau digarap sesuai kemampuan, namun baginya inilah langkah bagaimana bisa membuat kesempatan sendiri tanpa harus menunggu ketersediaan dana dan bantuan dari pemerintah. "Kalau tidak ada, dan tidak diberi kesempatan, mari kita buat kesempatan itu agar potensi dapat terlihat, dan proses mampu diketahui," ujar Ery.
Angga Djamar selaku Pimpinan Produksi Sanggar Tari Nan Jombang juga menambahkan, WSPAM #2 ini ditonton oleh buyers dari Bangkok dan Singapore, juga dari Eropa, termasuk beberapa buyers dari Indonesia. "Nantinya, para buyers akan berkomunikasi langsung dengan sanggar yang diminatinya. Kita hanya memfasilitasi pertunjukannya,” kata koreografer ini.Suksesnya WSPAM, menurut Angga tidak bisa dilihat seketika atau sehabis kegiatan. Para buyers yang telah melihat pertunjukan ini, sewaktu waktu akan menghubungi pihak sanggar bila dibutuhkan atau ada iven tertentu di negaranya dan itu bisa berjalan cukup panjang. (wahyu)
Editor : Eriandi