Pencapaian Ikonik dalam Kerja Sama “Belt and Road”, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pertama Asia Tenggara

×

Pencapaian Ikonik dalam Kerja Sama “Belt and Road”, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pertama Asia Tenggara

Bagikan berita
Foto Pencapaian Ikonik dalam Kerja Sama “Belt and Road”, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pertama Asia Tenggara
Foto Pencapaian Ikonik dalam Kerja Sama “Belt and Road”, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pertama Asia Tenggara

BEIJING - Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek kolaborasi antara Tiongkok dan Indonesia, segera beroperasi. Waktu tempuh antara kedua kota tersebut berkurang drastis dari 3,5 jam menjadi hanya 40 menit. Penjualan tiket resmi untuk operasional komersial dimulai pada awal Oktober.Hal ini menandai masuknya Indonesia ke dalam era kereta api berkecepatan tinggi dan merupakan tonggak penting dalam upaya bersama Tiongkok dan Indonesia dalam inisiatif “Belt and Road".

Menurut Wang Yanchen, Deputy Chief Engineer of China Railway International Co., Ltd., saat ditemui dikantornya pekan lalu di Beijing mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya merupakan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia tetapi juga yang pertama di Asia Tenggara.Ini berfungsi sebagai proyek andalan yang menyelaraskan Inisiatif “Satu Sabuk Satu Jalan" (Belt and Road) yang diusulkan Tiongkok dengan konsep “Poros Maritim Global” yang diajukan Indonesia, dengan seluruh lini mengadopsi teknologi dan standar Tiongkok.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dengan total panjang 142,3 kilometer, menghubungkan ibu kota Indonesia, Jakarta, dengan kota wisata terkenal Bandung.Beroperasi dengan kecepatan maksimal 350 kilometer per jam, dimulai dari Kota Jakarta dan melewati Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung. Kereta api ini mencakup empat stasiun: Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.

Pejabat tersebut menjelaskan, setelah dimulainya pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, mulai 7 September hingga 30 September, akan ada delapan kereta penumpang berjadwal setiap hari, yang beroperasi antara Stasiun Kereta Api Halim di Jakarta dan Stasiun Kereta Api Tegalluar di Bandung sesuai dengan jadwal.Mulai awal Oktober, penjualan tiket resmi akan dimulai untuk operasional komersial. Saat itu, jumlah KA penumpang yang dioperasikan akan ditentukan berdasarkan permintaan pasar untuk memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat lokal di sepanjang jalur tersebut.

Rangkaian kereta Kereta Cepat Jakarta-Bandung diadaptasi dari teknologi canggih kereta Fuxing EMU Tiongkok, dengan kecepatan maksimum 350 kilometer per jam.Mereka dirancang untuk mengakomodasi kondisi operasi dan kebutuhan rute di Indonesia sekaligus mengintegrasikan unsur budaya Indonesia.

Kereta ini dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, memastikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman. Setiap set kereta terdiri dari delapan gerbong, menawarkan tempat duduk VIP, kelas satu, dan kelas dua, dengan total kapasitas 601 penumpang.Rangkaian kereta dapat beroperasi dalam berbagai formasi dan dilengkapi dengan fasilitas bagi penumpang penyandang disabilitas, termasuk toilet yang dapat diakses, papan tanda braille, serta fasilitas seperti mesin penjual otomatis, pembuat kopi, dan microwave, memastikan pengalaman perjalanan yang nyaman bagi penumpang.

Stasiun-stasiun besar di sepanjang Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki ciri khas yang menyuguhkan pemandangan berbeda di setiap stasiunnya. Stasiun-stasiun ini menekankan fungsionalitas modern sekaligus menampilkan budaya Indonesia, memadukan keindahan alam Pulau Jawa Barat dengan “budaya tenun” lokal.Fasilitas layanan yang canggih dan lengkap, serta sistem informasi layanan pelanggan yang cerdas, memastikan koneksi yang lancar dengan kereta ringan, bus umum, taksi, dan transportasi kota lainnya, menjadikan perjalanan dengan kereta kecepatan tinggi menjadi lebih nyaman dan efisien.

Lingkungan geologis di sepanjang Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung sangat kompleks sehingga memberikan tantangan besar dalam pembangunannya. Baik perusahaan Tiongkok maupun Indonesia yang berpartisipasi telah memanfaatkan pengalaman sukses pembangunan kereta api kecepatan tinggi Tiongkok, dengan menekankan prinsip pelestarian ekologi.Mereka telah melakukan survei dan desain menyeluruh sambil mengatur upaya konstruksi, dengan penekanan pada keselamatan dan pengendalian kualitas. Proyek ini telah dilaksanakan dengan ketepatan ilmiah, efisiensi, dan kualitas unggul.

Tim proyek mengadopsi rute yang meminimalkan paparan terhadap tantangan geologi seperti tanah longsor dan aktivitas gunung berapi. Mereka juga telah menerapkan desain inovatif, termasuk jembatan dengan kinerja seismik yang ditingkatkan, sistem lintasan tanpa pemberat untuk perjalanan yang lebih mulus, dan sistem kendali kereta canggih dengan fungsionalitas yang ditingkatkan. Proyek ini telah diselesaikan dengan standar tertinggi, menampilkan total 13 terowongan dan 56 jembatan.Selama konstruksi, sejumlah besar semen dan bahan mentah lainnya bersumber secara lokal di Indonesia, sehingga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi lokal.

Proyek ini menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal dengan merekrut tenaga kerja Indonesia. Sebanyak 51.000 posisi pekerjaan telah dihasilkan, dengan 45.000 pekerja Indonesia menerima pelatihan.Pejabat tersebut menjelaskan bahwa sebelum dimulainya pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pihak berwenang Tiongkok dan Indonesia dengan cermat mengatur berbagai unit untuk melakukan pengujian dan commissioning terpadu, inspeksi, dan evaluasi keselamatan semua peralatan khusus.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini