BEIJING - Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi menegaskan bahwa Palestina kini berada dalam situasi kritis. Hal itu dikatakan menyikapi situasi konflik Palestina-Israel saat ini.Konflik yang sedang berlangsung telah menimbulkan banyak korban sipil. Situasi kemanusiaan memburuk dengan cepat.
Tiongkok mengutuk semua tindakan yang merugikan warga sipil dan menentang segala pelanggaran hukum internasional.Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell saat bersama-sama bertemu dengan pers setelah ikut memimpin Dialog Strategis Tingkat Tinggi Tiongkok-UE, kemarin.
Menlu Wang Yi mendiring empat prioritas yang dianggap mendesak oleh Tiongkok mengingat parahnya situasi saat ini.Pertama adalah menghentikan konflik sesegera mungkin, mencegah penyebarannya tanpa henti, dan menghindari memburuknya situasi.
Kedua, sangat penting untuk mematuhi hukum humaniter internasional, melakukan segala upaya untuk menjamin keselamatan warga sipil, membuka jalur penyelamatan dan bantuan kemanusiaan secepat mungkin, dan mencegah bencana kemanusiaan yang parah.Ketiga, negara-negara terkait harus tetap tenang dan menahan diri, mengambil sikap objektif dan adil, berupaya meredakan konflik, dan menghindari dampak yang lebih besar terhadap keamanan regional dan internasional.
Keempat, PBB harus memainkan perannya dalam menyelesaikan masalah Palestina. Dewan Keamanan PBB perlu memikul tanggung jawab penting dalam hal ini, membangun konsensus internasional secepat mungkin dan mengambil tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut.Menlu Wang Yi mencatat bahwa Tiongkok sedang berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
Tiongkok akan berpartisipasi aktif dalam konsultasi darurat di Dewan Keamanan PBB dan mendukung seruan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk melindungi warga sipil.Tiongkok akan memberikan bantuan kemanusiaan darurat ke Jalur Gaza dan Otoritas Nasional Palestina melalui PBB.Menlu Wang Yi menekankan bahwa persoalan Palestina adalah inti permasalahan Timur Tengah dan merupakan luka yang terus terkoyak di dunia saat ini.Akar penyebab pertanyaan ini terletak pada lamanya penundaan dalam mewujudkan impian Negara Palestina merdeka dan kegagalan memperbaiki ketidakadilan historis yang diderita rakyat Palestina.
Israel mempunyai hak untuk menjadi negara, begitu pula Palestina.Israel telah mendapatkan perlindungan untuk bertahan hidup, tapi siapa yang akan peduli dengan kelangsungan hidup rakyat Palestina?
Bangsa Yahudi tidak lagi menjadi tunawisma di dunia, tapi kapan bangsa Palestina akan kembali ke kampung halamannya?Banyak sekali ketidakadilan yang terjadi di dunia, namun ketidakadilan terhadap Palestina telah berlangsung selama lebih dari setengah abad.
Penderitaan yang melanda generasi ke generasi tidak boleh berlanjut. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah solusi dua negara dan Negara Palestina yang merdeka.Inilah cara Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan secara damai dan bagaimana bangsa Arab dan Yahudi bisa hidup harmonis.
Editor : Eriandi