Disebutkan Budi, pengalaman petani madu lebah galo-galo yang sudah berhasil, dari 6 sampai 7 stup bisa mendapatkan 1,4 sampai 1,6 liter per minggu. Dengan itu, maka budidaya madu kelulut tentunya cukup menggiurkan.Apalagi, kata dia, untuk budidaya madu lebah galo-galo tidak membutuhkan banyak modal. Cukup ditempatkan di bawah pohon dan bunga-bungaan maka dia akan hidup mandiri, dan daya jelajah lebah mencari makan bisa mencapai 1 KM dari sarang.
Dengan itu, budidaya madu lebah galo-galo tidak akan menyita banyak waktu petaninya. Asal jangan meracuni tanaman di sekitar dengan pestisida atau insektisida. Bahkan yang paling bahaya adalah, racun rumput jenis rundap."Racun rumput itu paling berbahaya, karena tidak mengeluarkan bau. Sehingga bisa terbawa oleh lebah ke dalam sarang, kemudian terkontaminasi pada madu. Maka secara tidak langsung semua yang meminum madu itu akan mati,"paparnya.
Program Forum NagariDiketahui, budidaya lebah galo-galo adalah salah satu program Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis Selatan. Forum yang terbentuk dari progam Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang dengan program Basinergi Mambangun Nagari (BMN).
Tahun ini pihaknya mendapatkan bantuan sebesar Rp200 juta, bantuan tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung 11 program yang telah disusun untuk tahun 2023 ini.Mayoritas program tersebut adalah lanjutan dari program sebelumnya, seperti pengembangan Kopi Bantjah dan bantuan pendidikan untuk pelajar yang berasal dari RTM.
Kemudian, juga ada program Eko Wisata yang saat ini sedang dikembangkan. Ada juga program makanan tambahan untuk balita stunting.“Khusus madu galo-galo merupakan program baru kami. Namun begitu, program ini sebenarnya telah kami mulai sejak tahun 2022 melalui dukungan Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar. Karena potensinya sangat bagus, maka di tahun ini kami coba kembangkan usaha madu galo-galo ini melalui dukungan Semen Padang,” kata Budi.Pada tahun 2023 ini, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Semen Padang kembali menyalurkan dana sebesar Rp3 miliar. Angka itu disalurkan kepada 14 Forum Nagari yang tersebar di empat kecamatan di Kota Padang dengan orientasi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).(yose)
Editor : Eriandi