Sekeping Alam Minangkabau di Australia

×

Sekeping Alam Minangkabau di Australia

Bagikan berita
Foto Sekeping Alam Minangkabau di Australia
Foto Sekeping Alam Minangkabau di Australia

Oleh Isral NaskaDosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Delegasi AIMEP (Australia Indonesia Muslim Exchange Program)Saya sampai di hotel setelah kegiatan dari ISRA sekitar pukul 4 atau 5 sore. Tidak sampai setengah jam kemudian, saya sudah berada di jalanan kawasan Central Sydney. Saya harus bergegas ke stasiun sentral sendirian karena harus kembali ke Bankstown, kawasan yang baru saja tadi pagi kami kunjungi. Malam ini tidak ada kegiatan, jadi saya memutuskan untuk mengunjungi Surau Sydney. Dan cara paling efektif ke sana adalah naik kereta api.

Central Railway Station, begitu nama resminya. Stasiun ini sangat estetik untuk sebuah stasiun kereta api. Di bagian luar terdapat sebuah menara dengan gaya abad pertengahan. Menara ini mengingatkan pada Jam Gadang, karena di atasannya juga terdapat jam. Menara jam setinggi 75 meter ini usianya sudah lebih dari satu abad. Berarti Jam Gadang adalah adik dari menara ini baik secara fisik maupun usia. Jam gadang baru nanti pada tahun 2027 berusia 100 tahun, tingginya hanya 27 meter, lebih rendah 48 meter.Papan digital di concourse stasiun menunjukkan bahwa kereta api ke Bankstown akan singgah dalam 10 menit. Saya langsung berlari kecil menuju platform kereta. Tidak payah mencarinya sebab stasiun ini memiliki petunjuk navigasi yang sangat mudah dipahami. Ketika sampai di platform, waktu tunggu tinggal 5 menit. Untuk meyakinkan diri, saya tanya ke seseorang yang juga menunggu di sana “is it going to Bankstown?” Ya, katanya sambil mengangguk.

Sampai di Bankstown hari sudah gelap. Setelah menunggu sebentar akhirnya saya bertemu Pak Novri Latif, ketua Surau. Ini adalah pertemuan kedua dengan beliau, pertemuan pertama Desember 2022. Sebelum itu kami sebenarnya sudah saling mengenal. UM Sumatera Barat, tempat saya mengajar, Surau Sydney dan Minang in America mengadakan sebuah kegiatan bernama Virtual Ranah Rantau International Student Exchange Program (VR2ISEP). Di sana saya banyak berinteraksi dengan Pak Novri beserta beberapa orang lain di Surau.Surau pada Jumat malam itu terlihat sibuk. Di bagian depan beberapa orang sedang bekerja melakukan pemasangan langit-langit baru. “Ini dalam rangka menyambut kunjungan Gubernur Sumbar akhir bulan ini” kata Pak Novri. Di sana saya berhenti sebentar, berkenalan dengan mereka yang bekerja. Semua berbahasa Minang, hanya satu dua yang berbahasa Inggris.

Lepas dari sana, saya melewati ruang paling luas di lantai dasar, yaitu dapur yang juga berfungsi sebagai tempat makan bersama. Di sanalah kemudian saya berjumpa Pak Rizal. Kami bersenda gurau berbahasa minang sambil membuat segelas kopi. Saat itu saya lupa bahwa sedang berada di Sydney.  Di samping dapur ada beberapa ruangan lagi, ruangan-ruangan itu dibuat bernuansa ruangan sebuah rumah, melahirkan nuansa kekeluargaan yang cukup tinggi.Lepas dari lantai dasar, kami naik ke atas. Keseluruhan lantai atas digunakan sebagai ruangan shalat. Melihat luasnya, mungkin antara 500 sampai seribu jamaah bisa muat untuk shalat berjamaah. Jika menghadap ke arah kiblat tempat shalat jamaah perempuan berada di sebelah kiri, berbatas hijab setinggi pinggang. Karpetnya unik, warnanya kombinasi merah, abu-abu dan hitam dengan desain garis tebal yang saling berhimpitan. Karpet itu sangat nyaman di kaki, apalagi diduduki, dan tentu saja dijadikan tempat sujud.

Ternyata Jumat malam adalah waktunya pengajian. Seorang Ustad sedang berceramah, dan jamaah duduk menghadap ke arah sang Ustad. Sebagian duduk di atas karpet. Sebagian lagi duduk di atas kursi, mungkin karena alasan kesehatan. Menurut cerita Pak Novri, bapak-bapak ini sudah puluhan tahun tinggal di Australia, sebagian bekerja sebagian punya usaha sendiri. Wajah-wajah mereka di mata saya tetap saja wajah Minangkabau yang kerap kita temui di kampung.Selesai pengajian oleh sang Ustad yang merupakan orang sumando, berdiri ke depan seorang pengacara, berdua dengan Pak Novri. Sang pengecara memberikan arahan bagaimana orang Minang dapat memberikan dukungan kepada Palestina tanpa harus melanggar hukum yang berlaku. Dialog terjadi dengan menarik. Kata Pak Novri kemudan “ini perlu didengarkan dengan baik, sebab dia datang ke sini tanpa dibayar. Seharusnya yang tadi itu dibayar 500 dollar.” Pengajian ditutup dengan shalat Isya berjamaah.

Setelah itu semua jamaah berkumpul di bawah untuk makan bersama. Makanan dibawa oleh ibu-ibu Surau. Suasana makan berlangsung akrab. Hampir semua orang berbicara dengan bahasa Minang. Berkumpul di sini tidak berasa sedang berada di Australia. Dalam acara makan-makan itulah saya berbincang dengan pengacara tadi. Dia rupanya keturunan Minangkabau asal Malaysia yang hidup dan berkarir di Sydney. Orangnya sangat ramah.Secara fasilitas, Surau memiliki fasilitas dengan standar bangunan yang sama dengan umumnya standar bangunan community center lain yang sudah saya kunjungi di Australia. Cukup membanggakan. Lebih dari itu, nuansa kekeluargaan yang dibangun terasa hangat. Khas nuansa kekeluargaan orang Minang. Sampai pada titik ini, tidak salah jika tempat ini diberi nama Surau.

Cukup lama bercengkrama di sana. Saya kembali ke hotel dengan kereta api terakhir malam itu.Surau Sydney adalah simbol keberhasilan dan kekuatan orang Minang, tidak hanya di Sydney tapi dimanapun. Itu adalah mimpi puluhan tahun yang berhasil direalisasikan dengan gerakan fund rising yang cukup massive beberapa tahun lampau. Umat Islam dan Minangkabau dari berbagai penjuru menyumbang untuk bisa membeli bangunan yang dijadikan surau itu.

Tambahan dari itu, Surau adalah lambang kegigihan orang Minang untuk tidak melupakan ranah asal, tanah Minangkabau. Kelak inilah yang membuat generasi kedua dan ketiga, yaitu mereka yang lahir dan besar di Australia sebagai anak dan cucu tetap ingat bahwa mereka adalah orang Minangkabau. Setiap kali ke Surau, mereka hakikatnya pulang secara batin ke Ranah Minang, karena Surau adalah sekeping Alam Minangkabau di Australia. (***)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini