Dosen Unidha Sharing Political Education dengan Organisasi Perempuan Kota Padang

×

Dosen Unidha Sharing Political Education dengan Organisasi Perempuan Kota Padang

Bagikan berita
Foto Dosen Unidha Sharing Political Education dengan Organisasi Perempuan Kota Padang
Foto Dosen Unidha Sharing Political Education dengan Organisasi Perempuan Kota Padang

PADANG - Pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif mulai dari tingkat pusat sampai daerah akan digelar tanggal 14 Februari 2024. Sedangkan pemilihan kepala daerah serentak dilaksanakan 27 November 2024. Tahun 2024 menjadi tahun politik karena seluruh perangkat eksekutif dan legislatif dipilih pada saat itu.Setiap kebijakan publik umumnya lahir dari keputusan politik. Kebijakan publik yang berkualitas lahir dari produk politik yang demokratis. Politik yang demokratis melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang berkuaitas. Pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas melahirkan kesejahteraan bagi rakyat. Kemajuan sebuah bangsa tidak terlepas dari kualitas hidup rakyatnya.

Proses politik mestinya menjadi perhatian segenap lapisan masyarakat yang memiliki hak suara. Karena suara masyarakat menentukan masa depan bangsa dan negara 5 tahun kedepan. KPU menetapkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 orang. Terdiri dari jumlah pemilih laki-laki 102.218.503 orang dan pemilih perempuan 102.588.719 orang. Jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Perempuan lebih banyak merasakan dampak setiap kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah. Misalnya kebijakan harga BBM dan Gas Elpiji. Jika kedua harga ini naik, maka harga sembakopun akan ikut naik yang berdampak pada melemahnya daya beli ibu-ibu di pasar. Mengapa Perempuan mesti hadir di legislatif? Karena kualitas hidup perempuan tidak terlepas dari kebjakan publik yang berasal dari keputusan politik.Gabungan Organisasi Perempuan memiliki peranan penting mendistribusikan informasi betapa pentingnya literasi politik bagi perempuan agar tidak sekedar dijadikan objek kampanye saat pemilu. Perempuan juga tidak sekedar dijadikan pelengkap untuk memenuhi syarat calon legislatif yang diusung partai politik sebesar 30%. Tetapi political education mesti dimiliki oleh perempuan karena tidak sedikit kebijakan publik berdampak pada hajat hidup perempuan, baik sebagai individu, termasuk sebagai istri dan ibu.

Keterwakilan perempuan di parlemen menjadi sebuah kebutuhan. Tetapi kenyataanya partisipasi perempuan Indonesia dalam parlemen masih sangat rendah. Menurut data dari World Bank (2019), negara Indonesia menduduki peringkat ke-7 se-Asia Tenggara untuk keterwakilan perempuan di parlemen. Jumlah anggota DPRD perempuan kota Padang hanya 13, 33% dan di Tingkat DPRD Sumbar hanya 4,62%. Jumlah ini tentu masih jauh dari amanat UU No 10 tahun 2008 tentang keterwakilah perempuan di legislatif sebesar 30%.Rendahnya keterwakilan perempuan di parlemen dapat ditingkatkan dengan cara, pertama, memberikan political education kepada perempuan khususnya perempuan yang aktif di ranah publik atau bergabung di organisasi perempuan seperti GOW (gabungan organisasi Perempuan). Kedua, rekrutmen oleh partai politik terhadap pengurus dan kader perempuan. Ketiga, melakukan strategi political marketing.

Politik ibarat market. Bagaimana citra, popularitas dan elektabilitas sebuah partai politik, caleg, atau calon kepala negara dan kepala daerah tergantung bagaimana proses pemasaran yang mereka lakukan kepada konstituen. Political marketing menawarkan sebuah konsep dan gagasan bagaimana partai politik atau kandidat yang bersaing mampu membuat program yang berhubungan langsung dengan masalah aktual yang terjadi di masyarakat dan bisa memberikan solusi terhadap masalah tersebut.Dosen Universitas Dharma Andalas dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat, Kamis (7/12) memberikan pelatihan political education dan political marketing kepada organisasi perempuan yang tergabung dalam gabungan organisasi Perempuan (GOW) kota Padang. Narasumber adalah Dr. Yesi Elsandra, ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dharma Andalas sekaligus pegiat political education di Sumatera Barat. Hadir dalam kegiatan ini 16 perwakilan organisasi perempuan. Peserta yang hadir sangat antusias karena kegiatan seperti ini menurut mereka penting untuk diketahui, apalagi mereka selama ini memang bergerak dalam pemberdayaan perempuan. Peserta berharap semoga kegiatan political education bagi perempuan dapat rutin dilakukan. (rl)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini