PADANG - Gunung Marapi, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi pada Senin (5/2) sore, menjadi letusan pertama dalam bulan Februari 2024 setelah sepuluh hari tanpa aktivitas. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) mencatat erupsi terjadi pukul 15.16 WIB dengan amplitudo maksimum 30,1 mm dan durasi 1 menit 29 detik.PGA memperingatkan masyarakat di sekitar Gunung Marapi untuk tidak memasuki dan menghindari kegiatan di dalam wilayah bahaya. Terutama masyarakat yang bermukim di sekitar lembah aliran bantaran sungai yang berhulu di puncak Marapi agar selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, khususnya selama musim hujan.
Pemerintah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam diminta untuk berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memantau situasi gunung secara lebih intensif.Wali Nagari atau Kepala Desa Bukik Batabuah, Firdaus, mengungkapkan bahwa letusan didahului oleh suara gemuruh yang jelas terdengar oleh warga di sekitar kaki gunung di Kecamatan Candung dan Sungai Puar, Kabupaten Agam.
"Ini menjadi letusan pertama Gunung Marapi di bulan Februari. Sebelumnya gunung setinggi 2.891 mdpl ini terakhir meletus pada 24 Januari 2024," ujar Firdaus.Meskipun tinggi kolom letusan tidak teramati dari Bukittinggi karena tertutup awan tebal, di beberapa daerah dekat gunung, terlihat kolom abu letusan cukup besar.Saat ini, Gunung Marapi masih berstatus Siaga atau Level III dengan zona radius bahaya sejauh 4,5 kilometer dari kawah. Sejak periode awal Desember 2023, gunung ini telah meletus sebanyak 140 kali, dengan 861 hembusan terjadi hingga saat ini. Letusan awal Desember 2023 menyebabkan 24 pendaki tewas akibat terkurung di kawasan puncak. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi terkait aktivitas Gunung Marapi. (*/ant)
Editor : Eriandi