JAKARTA - Rakyat Iran kini menunggu dengan waspada balasan dari Israel setelah serangan drone dan rudal yang mereka luncurkan pada Sabtu malam (13/4). Aktivitas sehari-hari di Iran tampak berjalan normal, namun dengan rasa cemas menyelimuti."Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari rakyat Iran selama beberapa jam terakhir, terlihat ada perasaan lega bahwa Iran akhirnya membalas terhadap Israel setelah empat dekade konflik tersembunyi di antara kedua negara," lapor Al Jazeera. "Ini adalah pertama kalinya Iran memberikan respon langsung terhadap Israel, melawan apa yang mereka sebut sebagai agresi Israel."
Masyarakat Iran senang dengan langkah Teheran untuk membalas, namun di sisi lain mereka juga khawatir dengan kemungkinan respons dari Israel.Banyak yang percaya bahwa meskipun Iran berhak untuk membalas dan serangan mereka sebanding dengan serangan Israel di Damaskus pada 1 April, ada kekhawatiran bahwa Israel, khususnya Perdana Menteri Netanyahu, akan mencari alasan untuk menyerang Iran. Netanyahu selama 20 tahun terakhir menyebut Iran sebagai salah satu ancaman terbesar bagi Israel dan mencetuskan serangan situs nuklir Iran sebagai solusi.
Masyarakat Iran pada dasarnya menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Aktivitas di negara ini berjalan seperti biasa, tanpa penutupan atau peringatan keras dari pemerintah."Kami melihat antrian di pompa bensin tadi malam setelah operasi, dan orang-orang berkumpul di depan kedutaan Inggris dan Lapangan Palestina di Teheran untuk menunjukkan dukungan mereka kepada tindakan pemimpin negara," kata laporan Al Jazeera.Sementara itu, Bandara Mehrabad di Teheran dan bandara di beberapa kota Iran lainnya telah membatalkan penerbangan domestik hingga Senin pagi, menurut kantor berita semi-resmi Mehr.Irak membuka kembali wilayah udaranya beberapa jam setelah menutup semua lalu lintas udara, otoritas penerbangan mengumumkan. Yordania, yang bertetangga dengan Irak dan Israel, serta Lebanon, juga membuka kembali wilayah udara mereka setelah sebelumnya ditutup, bersama dengan Israel.
Editor : Eriandi
