JAKARTA - Partai Gelora menegaskan penolakannya terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diisukan akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal ini merespons undangan PKS kepada Prabowo sebagai presiden terpilih untuk hadir ke DPP PKS dan memberikan dukungan langsung.
Sekjen Partai Gelora, Mahfuz Sidik, mengatakan bahwa jika PKS benar-benar bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, itu akan menjadi tanda pembelahan antara PKS dengan massa ideologis partai yang dipimpin oleh Anies Matta dan Fahri Hamzah.
"Jika PKS merapat karena alasan proses politik selesai, bagaimana dengan narasi ideologisnya? Bagaimana reaksi pendukungnya? Terlihat ada perbedaan sikap antara elite PKS dan basis pendukungnya," ujar Mahfuz Sidik.
Selama kampanye Pilpres 2024, PKS secara intensif menyerang Prabowo-Gibran, terutama Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Narasi-narasi yang sangat ideologis bermunculan dari PKS saat kampanye, terutama dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," tambahnya.
Mahfuz mengingatkan akan narasi yang dihasilkan dari PKS, seperti menganalogikan Nabi Musa tidak perlu berutang pada Firaun, karena pada masa lalu Anies Baswedan diusung oleh Gerindra sebagai calon Gubernur Jakarta.PKS juga sering memunculkan narasi yang memprovokasi dan memecah belah masyarakat. Contohnya, cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin pada 2019, yang banyak datang dari basis pendukung PKS.
"Narasi-narasi semacam ini berpotensi memecah masyarakat secara politis dan ideologis, padahal hal tersebut sudah diingatkan oleh Presiden Jokowi dan Prabowo," tandasnya. Demikian okezone. (*)
Editor : Eriandi