PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengatakan, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah menyiapkan upaya meredam kenaikan harga sembako pascabencana banjir bandang yang melanda tiga kabupaten dan kota di Sumbar beberapa waktu lalu.
Upaya yang dimaksud yakni memasok kebutuhan pangan strategis dari luar daerah jika ada sinyal kenaikan harga. Menurutnya itu penting, mengingat daerah terdampak bencana, yakni Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang merupakan wilayah sentra hortikultura.
"Jika diperlukan, kita berencana untuk mendatangkan produk hortikultura dari Jambi dan Jawa Tengah," ungkap Gubernur Mahyeldi di Padang, Kamis (16/5/2024).
Menurutnya itu akan bisa membantu. Mengingat, beberapa ruas jalan dari dan menuju sentra produksi pertanian di Sumbar rusak akibat diterjang banjir bandang.
Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahri membenarkan, ia mengaku sudah melakukan mitigasi ketersediaan pasokan tiga komoditas strategis, masing-masing beras, cabai merah, dan bawang merah. Jika terjadi kenaikan harga beras, BULOG diminta melakukan operasi pasar.
"Kita sudah komunikasi dengan Bulog. Stok beras mereka sangat mencukupi ada 21 ribu ton di gudang," ungkapnya.Sementara untuk cabai merah, telah dilakukan kerjasama dengan perantau Minang yang tergabung dalam asosiasi petani dan pengusaha cabai merah Indonesia untuk mendatangkan dari Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. Juga dari Berastagi, Sumatera Utara.
"Sampai saat ini harga cabai merah di pasaran masih stabil. Kalau ada peningkatan harga, kita tinggal telpon yang dari Jawa Tengah, mereka sudah komitmen dengan kita," ujarnya.
Untuk bawang merah tidak perlu dikhawatirkan sebab wilayah sentra di Kabupaten Solok masih masa panen. Sementara untuk sayur-mayur, Dinas Pangan mengimbau petani di wilayah yang tidak terdampak, seperti di Solok, untuk mengutamakan menjual produknya ke pasar lokal.
Editor : Eriandi