Galodo Masih Mengancam, Membenar Seriuslah Urus Tol

×

Galodo Masih Mengancam, Membenar Seriuslah Urus Tol

Bagikan berita
Khairul Jasmi (ist)
Khairul Jasmi (ist)

Sebenarnya kelak, jika mau rel kereta bisa dibuat di sisi jalan tol itu. Apalagi kata pemerintah membebaskan lahan susah, walau di atasnya ada rel.

Lembah Anai

Baca juga: Survei Hiburan

Anai adalah lembah yang yang jika direntangkan benang tegak lurus dari titik terendah ke Silaing, maka panjang benang itu satu kilometer. Jalan ini dibangun sedemikian rumit dan parah di zaman Belanda.

Saking rumitnya jalan mulut botol itu lahirlah foklore, “Penyamut Bukit Tambun Tulang”. Oleh sastrawan Makmur Hendrik diceritakan sangat mendebarkan dalam cerita silat, “Giring-giring Perak. ”

Dalam dunia modern hadir cerita-cerita mobil jatuh, air mancur yang mengamuk dan terakhir galodo menyapu habis semua bangunan baru di sana," ujar Khairul Jasmi.

Ada dua ruas jalan mulut botol dari Padang, satu Lembah Anai dua, Subang Pass atau Sitinjau Lauik arah ke Solok. Dalam catatan banyak orang, ruas jalan Sitinjau Lauik disebut jalur maut.

Jalan alternatif ke Malalak yang dibangun zaman Gubernur Gamawan Fauzi, belum berfungsi maksimal, karena masih “baru.” Jalur itu dulu direncanakan pakai terowongan di Balingka, nyatanya hanya ada dalam kertas.

Padahal jika lewat sana, meski ada dua titik rawan tapi panoramanya menawan.

Tapi lebih menawan jalan tol karena lempang, bebas hambatan dan mempersingkat waktu tempuh, seperti halnya Kelok 9. Proyek mahal di tengah hutan itu, dulu ada yang mengeritik, karena dinilai tak besar manfaatnya, sama dengan kritik saat akan dibangun Masjid Raya Sumbar.

Tol yang 100 persen dibangun dengan Semen Padang dan bahan-bahan lain dari Sumbar itu, jika disambung sampai ke Limapuluh Kota, maka akan jadi tol tulang ikan untuk masuk ke tol utama di punggung Sumatera. (gv)

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini