BUKITTINGGI - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, relokasi menjadi salah satu solusi terbaik bagi para korban di zona merah rawan bencana demi mengantisipasi bencana susulan di masa mendatang.Dalam melaksanakan rencana relokasi tersebut, Suharyanto akan mengedepankan pendekatan humanis dan dialog kepada masyarakat khususnya mereka yang tinggal di kawasan berisiko.
Dirinya juga mengatakan, sebagaimana yang disampaikan saat peninjauan pengungsian, apabila warga yang tidak direlokasi dan tergolong tinggal di tempat aman, namun rumahnya rusak akan mendapatkan bantuan perbaikan rumah dengan rincian untuk rusak berat 60 juta rupiah, rusak sedang 30 juta rupiah, dan rusak ringan 15 juta rupiah.
Menindaklanjuti rencana relokasi sebagai upaya transisi menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut, Suharyanto juga menyampaikan saat ini terdapat sekira 335 unit rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang siap dibangun. Rumah tersebut merupakan bagian dari program Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
"Makanya, tolong untuk pendataan ini cepat dan akurat karena bangunnya cepat yang lama itu biasanya dipendataan," tegas Suharyanto di Bukittinggi,Kamis (16/5).Kepala BNPB juga menyoroti mata pencaharian para warga terdampak yang direlokasi rumahnya. Suharyanto menekankan, pentingnya pemerintah daerah juga menyediakan sumber mata pencahariannya salah satunya adalah lahan yang bisa dimanfaatkan warga sebagai sarana perkebunan.
"Karena warga yang direlokasi pasti butuh tempat mencari nafkah juga jadi memang masyarakat di samping mendapat rumah juga mendapat kebun, ini perlu di lihat apakah di sebelah relokasi itu ada tanah negara yang bisa dimanfaatkan," tambah Suharyanto. (rn)
Editor : MELDA RIANI