Khairul Jasmi
Saya adalah saksi pemukiman tepi sungai kaki gunung dihanyutkan galodo di Supayang dan Pasia Laweh, Tanah Datar 1979. Sekarang, 2024 terjadi lagi. Kita hanya bisa menduga, ke depan, akan terjadi lagi galodo, tapi korban bisa dihindari atau dikurangi.
Itulah gunanya akal. Akal pemerintah. Pemukiman di kaki gunung jelas indah, sebab panoramanya bagus, apalagi jika ada sawah berjenjeng.
Tapi kenapa bisa rumah hanyut dan nyawa melayang oleh galodo? Belum tentu benar, tapi menurut saya karena, pemukiman didirikan terlalu dekat ke sungai, sekalipun itu anak sungai kering. Lama-kelamaan kian dekat, bahkan anak sungai dari gunung sudah berada di tengah pemukiman.Hal kedua, tidak dekat, malah lumayan jauh, tapi berada di lembah, jika sungai galodo maka arusnya akan luber dan menghantam pemukiman. Berikut karena jembatan berkaki empat itu.
Beberapa kali saya tulis, pemukiman tradisional dibangun sepanjang sungai, atau sepanjang jalan. Itulah yang dilihat di nagari-nagari kaki gunung.
Jika merujuk galodo 11 Mai 2024 dan pemerintah akan merelokasi pemukiman warga yang ada di zona bahaga, maka itulah yang terbaik. Dengan demikian ke depan anak cucu Insya Allah akan aman.
Editor : yuni