Semen Padang Perusahaan yang Peduli Pencegahan Stunting

×

Semen Padang Perusahaan yang Peduli Pencegahan Stunting

Bagikan berita
Penjabat (Pj) Walikota Padang Andree Harmadi Algamar, dan Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq, Camat dan sejumlah Lurah di Lubuk Kilangan, Pauh dan Lubuk Begalung.Ist
Penjabat (Pj) Walikota Padang Andree Harmadi Algamar, dan Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq, Camat dan sejumlah Lurah di Lubuk Kilangan, Pauh dan Lubuk Begalung.Ist

Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Dedi M Siddiq menambahkan, PT Semen Padang berkomitmen penuh dalam penanganan Stunting sejak tahun 2022 lalu melalui PASS yaitu Program Anak Stunting Semen Padang dengan taggline Stunting Lewat Anak Sehat.

"Alhamdulillah, dari sekian banyak kasus stunting di Lubuk Kilangan, Pauh dan Lubuk Begalung, angka wisudanya di atas angka wisuda nasional. Rata-rata 18-25 persen. Mudah-mudahan di tahun 2025 nanti, angka stunting di kecamatan di lingkungan Semen Padang ini bisa diturunkan lagi," kata Dedi M Siddiq.

PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG lanjutnya, akan selalu aktif untuk mendukung program Ceting di sekitar perusahaan. Mudah-mudahan, berbagai upaya yang dilakukan PT Semen Padang dalam menekan angka stunting ini, termasuk pelatihan peningkatan kapasitas TPK, dapat mengentaskan persoalan stunting yang merupakan salah satu permasalahan sosial di Kota Padang dan Indonesia pada umumnya.

"Untuk itu, kami juga berharap dukungan dari Pemko Padang. Mari kita bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan sosial ini. Ke depannya, selain terus memberikan bantuan makanan tambahan untuk balita stunting dan ibu hamil, kami pun juga akan menyasar program-program lainnya yang bisa mengentaskan permasalahan stunting. Karena, preventif lebih baik dengan reaktif," ujarnya.

Teknikal Sistem Satgas Stunting Kota Padang Budi Mulia dalam materinya juga mengajak TPK untuk mengoptimalkan perannya. Mulai dari mendeteksi dini faktor resiko stunting, baik spesifik maupun yang sensitif, serta melakukan pendampingan dan surveilans melalui penyuluhan, fasilitas pelayanan rujukan, dan penerimaan bantuan sosial.

"TPK harus bekerja team work yang dikoordinir oleh bidan atau PKK untuk mengindentifikasi faktor resiko, serta memberikan pendampingan tidak hanya pada balita atau anak stunting, tapi juga kepada kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan anak usia 0-2 tahun. Ini harus dioptimalkan, sehingga ke depan dapat menurunkan prevalansi stunting," katanya.(yose)

Editor : yoserizal
Bagikan

Berita Terkait
Terkini