Historisitas Monumen-monumen di Sumatera Barat Tempo Doeloe

×

Historisitas Monumen-monumen di Sumatera Barat Tempo Doeloe

Bagikan berita
Historisitas Monumen-monumen di Sumatera Barat Tempo Doeloe
Historisitas Monumen-monumen di Sumatera Barat Tempo Doeloe

Berbeda dengan Tugu Equator, monumen-monumen lain dibangun dan dipelihara oleh pihak tentara dan pemerintah daerah.

Dari enam monumen di Sumatera Barat tempo doeloe, empat di antaranya berlokasi di kota Padang, yaitu Michiels Monument, Raaff Monument, De Greve Monument, dan Batu Peringatan JSB. Satu monumen di Guguak Malintang (Padangpanjang), dan satu monumen di Bonjol (Pasaman).

Pada saat awal pembangunannya, Michiels Monumen berada di kawasan ‘masa depan’ Padang, di suatu kawasan yang tidak jauh dari pusat pemerintahan di kawasan Muara. Pada awal abad ke-20 monumen ini terletak di antara Wilhelminastraat (Jalan Wilhelmina), Kerkstraat (Jalan Gereja) dan Emmalaan (Jalan Emma). Dilihat dari nama-nama jalan yang ada di sekelilingnya, yakni nama dua Ratu Belanda, bisa ditafsirkan bahwa monumen dan taman ini adalah suatu yang istimewa di mata pemerintah Hindia Belanda.

Monumen Raaf pada awalnya terletak di pinggir laut. Sejak tahun 1913, bersamaan dengan peringatan 100 Tahun bebasnya Belanda lokasinya dipindahkan ke Plein van Rome, sebuah ruang publik utama di kota Padang.

Monumen De Greve dibangun di kawasan Muara, di kawasan pusat pemerintahan, politik dan ekonomi pada awal abad ke-20.

Monumen JSB dibangun di Kerkstraat, tidak jauh dari Michiels Monument.

Berbeda dengan empat monumen di atas, Monumen Guguak Malintang dibangun di lokasi sejarah yang diwakilinya. Dengan kata lain monumen ini disebut dengan “in site monument”.

Monumen Equator juga termasuk kelompok “in site monument”. Monumen ini berlokasi di Bonjol, tepat pada garis equator yang membelah bumi menjadi dua belahan, selatan dan utara, Garis Lintang 0o (nol derjat). Lokasinya di pinggir jalan antara Fort de Kock – Lubuksikaping (Sibolga dan Medan).

Ada tiga bentuk arsitektur (gaya) monumen di Sumatera Barat. Pertama, monumen berbentuk jarum (gedenknaald). Monumen dengan gaya ini diwakili oleh Monumen Guguak Malintang, Monumen Raaff, Batu Peringatan JSB, dan Equator Monumen. Kedua, monument dengan gaya neo-Gothik. Gaya ini diwakili oleh Monumen Michiels. Sedangkan De Greve Monument adalah monumen yang bergaya ‘historismus’.

Bila Monumen Equator lebih ditujukan untuk para wisatawan dan sifatnya pleasure, maka Monumen Guguak Malintang, Monumen Michiels dan Raaff lebih ditujukan untuk menumbuhkan penghargaan kepada para pahlawan dan rasa cinta bangsa bangsa. Sehubungan dengan itu, secara fungsional, ketiga monumen ini lebih sering digunakan untuk tempat upacara hari besar.

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini