"Penetapan nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi akan kita resmikan pada peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1446 H atau 7 Juli 2024 besok di kompleks masjid raya," ujar Mahyeldi.
Orang Minangkabau, kata Mahyeldi merasa bangga bahwa tokoh ulama besar seperti Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi berasal dari tanah Minang. Terlebih, Syekh Ahmad Khatib pernah menjadi Imam Besar di Masjidil Haram dan merupakan guru dari banyak ulama besar Nusantara seperti KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari, yang selepas belajar di Mekah mendirikan organisasi besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
"Muhammadiyah dan NU sendiri adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Selain itu, banyak ulama besar asal Sumbar, juga murid langsung Syekh Ahmad Khatib, seperti Haji Abdul Karim Amrullah atau Haji Rasul (ayah Buya Hamka), Syekh Muhammad Jamil Jambek, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abbas Qadhi, Syekh Abbas Abdullah, Syekh Khatib Ali, Syekh Ibrahim Musa, Syekh Musthafa Husein al-Mandili, hingga Syekh Hasan Maksum.
Gubernur juga menerangkan, bahwa Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi merupakan ulama dan tokoh yang lahir di Koto Tuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam pada tanggal 6 Mei 1860. Ayahnya bernama Abdullatif bergelar Khatib Nagari, yang berasal dari Koto Gadang. Abdullatif sendiri adalah saudara dari Datuk Rangkayo Mangkuto, yang menjabat sebagai Tuanku Lareh di Koto Gadang pada masa itu.
"Ada pun ibu dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, bernama Limbak Urai, yang berasal dari Koto Tuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam," ucap Mahyeldi lagi.Turut hadir pada acara jamuan selamat datang bagi Delegasi Keluarga Besar Keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi tersebut, Unsur Forkopimda Sumbar; Pimpinan MUI Sumbar; Pimpinan Ormas dan Tokoh Masyarakat Sumbar; Pimpinan Pondok Pesantren se-Sumbar, hingga para Kepala OPD di lingkup Pemprov Sumbar. (Yose)
Editor : yoserizal