Berbeda dari Ceko, Georgia, dan Slovenia, Prancis memiliki penyerang-penyerang yang bisa membuat Portugal lebih merana, walau duet Dayot Upamecano-William Saliba juga bisa merana karena kuartet serang Portugal pimpinan Cristiano Ronaldo.
Ronaldo sudah membuat sejarah dalam Piala Eropa, dengan tampil dalam enam Piala Eropa dan mencetak total 14 gol atau terbanyak sepanjang masa.
Dia sudah menyatakan Euro 2024 adalah Piala Eropa terakhirnya. Dia tentu tak ingin Piala Eropa terakhirnya ini berakhir tragis tanpa menciptakan gol.
Tapi Ronaldo akan terus mencoba seperti saat dia memutuskan tetap menjadi salah satu penendang adu penalti kala melawan Slovenia, walau tendangan penalti pada waktu normalnya digagalkan Jan Oblak.
Sikap ngotot Ronaldo ini adalah juga sikap mental Kylian Mbappe, yang mengidolakan Ronaldo. Bintang Piala Dunia 2018 dan 2022 itu juga berusaha terus mencoba.
Persaingan antara dua pemain dari dua generasi berbeda ini sendiri, dalam mengakhiri kemandulan mereka selama Euro 2024, sudah merupakan atraksi menarik lain dalam pertandingan di kandang Bayern Muenchen ini.Pola yang sama
Masih menggunakan pola 4-2-3-1, Roberto Martinez memiliki skuad yang semua anggotanya siap diturunkan. Tapi dia cenderung mempertahankan sebelas pemain pertama yang sama ketika mengantarkan Portugal ke perempat final.
Ronaldo yang sudah melepaskan total 20 tembakan ke gawang, kembali memimpin unit serang Selecao di depan trio gelandang serang; Rafael Leao, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva.
Joao Palninha dan Vitinha tetap menjadi pengatur permainan Selecao sebagai dua jangkar di lapangan tengah, sedangkan duet Pepe dan Ruben Dias berdiri vertikal di belakang dua gelandang tengah itu, dengan tugas utama melindungi kiper Diogo Coasta.
Editor : yuniSumber : antara