“Kuncinya dua ya,” kata saya pada petugas penerima tamu di Tree Park hotel. Hotel baru.
“Tidak bisa Pak, kamar penuh, tamu banyak, jadi bapak hanya dapat satu kunci.”
“Ee yayai,” kata saya.
“Ada dua kamar PWI yang tersisa Pak.”
“Saya hanya perlu satu.”
Dan saya lapar turun lagi ke kafe Intro milik hotel. Apalagi yang saya pesan jika bukan nasgor kampung dan segelas kopi.Sudh jam 6 sore di sini, di Padang kurangi satu jam. Langit jernih. Tamu hotel ramai, ada acara Trakindo. Jualan alat berat dan truk besar. Tiba-tiba di sebelah saya terdengar seseorang menelepon dalam Bahasa China. Mungkin alat berat itu, memang dari negara tirai bambu tersebut, atau bukan, tak saya urus pula.
Saya hanya bisa berbahasa Minang dan Bahasa Indonesia. Bangsa besar ini hadir karena kuatnya bahasa persatuan itu. (Khairul Jasmi)
Editor : Rahmat