Sawahlunto - Petani dan pengusaha batako di Sawahlunto jadikan abu pembakaran batubara pembangkit listrik PT PLN Indonesia Power UBP Ombilin, Sijantang sebagai campuran pupuk dan campuran pasir.
PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin, Sijantang, dahulu dikenal dengan PLTU Ombilin, Sijantang.
"Kami lihat kualitas tanaman padi dari campuran abu pada pupuk, hasilnya bagus. Biasanya, diumur tanam padi di hari ke 35 daun nya mulai menguning. Kini, tidak tampak lagi," ujar Ketua Kelompok Tani Maju Basamo, Desa Talawi Hilie, Erizal, Rabu (10/7).
Dikatakannya, Kelompok Tani Maju Basamo juga dijadikan PT PLN Indonesia Power UBP Ombilin, Sijantang sebagai demplot penggunaan campuran abu pembakaran batubara pembangkit listrik atau fly ash dan bottom ash (faba), ternyata, kualitasnya bagus.
Sementara itu, Kepala UPTD Pelaksana Balai Pertanian Sawahlunto, Dedi Kusmiadi mengatakan, pihaknya terus mengedukasi petani lain menggunakan faba sebagai campuran pupuk. "Setelah diteliti, abu pembakaran batubara ini mengandung silika yang bagus digunakan untuk tanaman. Setidaknya, bisa pula menghemat biaya sarana produksi padi (saprodi)," tutur Dedi.
Direktur BUMDes Karya Muda Mandiri Desa Salak, I Made Safari Oktaria juga mengemukakan, campuran limbah pembakaran batubara ini menghasilkan batako berkualitas bagus."Tekstur batako lebih padat, permukaan lebih halus, dibanding batako atau paving block yang tidak memakai campuran abu batubara dari pembakaran pembangkit listrik PLTU ini," sebut Direktur BUMDes yang punya unit usaha produksi batako ini.
Sejak fly ash dan bottom ash, limbah sisa pembakaran batubara ini tidak lagi masuk katagori B3, dijadikan UBP PLN sebagai primadona mendukung ekonomi sirkular di masyarakat mengurangi konsumsi sumber daya primer dan produk limbah.(cng)
Editor : Eriandi