Sementara itu, Arfie Thahar, perwakilan dari BPDPKS mengatakan, pihaknya menyambut baik pertemuan tersebut dan diharapkan memacu lahirnya tenaga kerja industri yang kompeten, terutama di industri sawit.
“BPDPKS fokus pada pengembangan industri sawit dalam negeri melalui dua program andalan BPDPKS yaitu Grant Riset Sawit bagi mahasiswa S2 dan S3 serta Lomba Riset Sawit bagi mahasiswa diploma dan S1," jelasnya, dikutip Senin (15/7).
Selain itu, katanya, dampak langsung yang diharapkan adalah efisiensi biaya usaha berkebun sawit melalui program peremajaan sawit rakyat, program sarana dan prasarana serta program pengembangan SDM.
Ia mengungkapkan BPDPKS juga memberikan program beasiswa penuh kepada mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai bagian dari program pengembangan SDM yang bergerak di bidang industri sawit.
"Politeknik ATI Padang adalah satu perguruan tinggi di bawah Kementerian Perindustrian yang dipercaya menyelenggarakan program beasiswa sawit yang dikelola oleh BPDPKS," jelasnya.
Sedangkan Achmad Yahya Sjarifuddin yang datang mewakili mitra indusri dari PT Cyberindo Aditama menjelaskan, lonjakan generasi milenial dan gen z dapat menjadi tantangan dan kelebihan bagi negara.
“Pengelolaan SDM yang baik tidak lepas dari hubungan pemerintah, industri dan perguruan tinggi yang harus terus bersinergi,” imbuhnya.Di sela-sela kegiatan temu industri ini juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara satker unit pendidikan di bawah Kementerian Perindustrian dan sembilan perusahaan.
Nota kesepahaman ini diharapkan bisa memperkuat kerjasama unit pendidikan di bawah Kementerian Perindustrian dengan mitra industri.
Adapun sembilan perusahaan yang terlibat dalam penandatanganan nota kesepahaman ini antara lain PT. Cyberindo Aditama, PT. VVF Indonesia, PT. Mitra kerinci, PT. DSV, PT. Kao Indonesia, PT. Geoservice Padang, PT. Fabindo Sejahtera, PT. Inti Surya Laboratorium dan PT. Casia Coop
Editor : Rahmat