PADANG - Gerakan radikalisme bagaikan hantu, bergerak senyap dan sulit terdeteksi.
Hal ini diungkapkan Asisten I Bidang Pemerintahan Kota Padang, Edy Hasymi, dalam Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme Tahun 2024 yang diadakan di Padang, Selasa (9/7).
“Radikalisme itu senyap, bisa saja sudah ada di sekitar kita. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan jika melihat hal mencurigakan,” ujar Edy Hasymi.
Melibatkan berbagai elemen masyarakat, Edy Hasymi menekankan pentingnya peran aktif pemuda, bundo kanduang, tokoh masyarakat, dan pihak lain dalam memerangi gerakan radikalisme. Dia juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap kegiatan yang dapat merugikan orang lain, seperti tawuran, bullying, dan kekerasan pada anak.
Meskipun belum ada laporan terkait gerakan radikalisme di daerahnya, Edy Asmi menegaskan bahwa kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. Gerakan radikalisme tidak selalu mudah dikenali dan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
“Gerakan mereka tidak selalu terlihat jelas. Setiap kegiatan yang merugikan orang lain harus diwaspadai,” jelas Edy Hasymi.Edy Asmi juga menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan dan penindaklanjutan terhadap berbagai laporan yang diterima. Saat ini, ada laporan setiap hari dari berbagai pihak terkait kegiatan yang dicurigai sebagai bagian dari gerakan radikalisme.
“Ada laporan setiap hari dari masyarakat, pemuda, bundo kanduang, tokoh masyarakat, dan berbagai pihak lainnya. Yang dipantau, misalnya persiapan Pemilu Susulan (PSU), tawuran yang masih marak, dan kekerasan pada anak,” tutur Edy Asmi.
Salah satu kasus yang sedang dipantau adalah kasus Afif Maulana, siswa SMP di Padang yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. Edy Asmi mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan.
“Kasus Afif Maulana juga dipantau. Kami akan terus memantau perkembangan kasus tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan,” pungkas Edy Asmi.
Editor : Rahmat