Operasional Pengolahan Sawit Hasil Kebun PT LIN Terhenti Buntut Dua SK Koperasi Plasma, Nasib 800 Pekerja Terancam

×

Operasional Pengolahan Sawit Hasil Kebun PT LIN Terhenti Buntut Dua SK Koperasi Plasma, Nasib 800 Pekerja Terancam

Bagikan berita
Sejumlah masyarakat menghadang truk bermuatan sawit di gerbang PT LIN di Kinali, Pasaman Barat. (ist)
Sejumlah masyarakat menghadang truk bermuatan sawit di gerbang PT LIN di Kinali, Pasaman Barat. (ist)

Ketua Koperasi KSMLKS, Horizon menjelaskan sebagai koperasi yang sudah memiliki ikatan kerja sama dengan PT LIN sudah mengalami kerugian bahkan karyawan pun tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. "Kami harap buah bisa lancar keluar. Kalau ada permasalahan bisa diselesaikan dengan baik. Dampak dari gejolak ini pekerja tidak bisa bekerja dan terjadi penundaan gaji serta karyawan koperasi pun tidak bisa menerima gaji. Ini sudah berlangsung sudah satu bulan," katanya.

Pihaknya sudah bekerja sama dengan PT LIN sejak tahun 2012. "Dengan adanya gejolak ini, kami dari koperasi KSMLKS dalam satu bulan ini mengalami kerugian mencapai 300 ton dan pihak PT LIN tentu kerugian lebih banyak lagi," ungkapnya.

Sementara perwakilan niniak mamak sekaligus Hakim Tua di Kinali, Muslim menyatakan SK Koperasi Produsen yang dikeluarkan bupati tidak ada konsultasi dengan niniak mamak sebagai pemegang ulayat. "Sehingga SK ini membuat sebuah kerancuan dan menimbulkan gejolak yang terjadi pada hari ini. Kami kecewa dengan telah diterbitkan SK tersebut, karena koperasi KSMLKS yang sudah lama bekerja sama dengan PT LIN tidak bisa bergerak, terutama pemanen yang menggantungkan hidupnya di sini juga tidak bisa menerima hasil panennya," jelasnya.

Sementara Kuasa Hukum PT LIN, Zulkifli mengatakan, gejolak terjadi karena desakan dari serikat pekerja panen kepada PT LIN dan desakan koperasi yang telah bekerja sama dari tahun 2012 yakni Koperasi KSMLKS. "Kemudian ini juga desakan dari niniak mamak Kinali yang dinaungi dan dipertuankan oleh Asrul, yang mendesak PT LIN untuk menyelesaikan permasalahan ini," katanya.

Zulkifli membeberkan, permasalahan ini dimulai dari 2 Juli lalu yang berakibat hasil panen tidak bisa dikeluarkan, sehingga kerugian PT LIN yang sudah terpanen 650 ton, karena truk tak bisa pembawa TBS ke pabrik pengolahan.

Selain kerugian dari PT LIN, negara juga dirugikan karena PT LIN harus membayar pajak dari hasil panen tersebut. "Kita sebagai kuasa hukum juga sudah menyurati terkait desakan masyarakat untuk meminta pengamanan agar hasil buah sawit ini bisa dikeluarkan," ujarnya.

Pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan niniak mamak dan perwakilan pekerjaan panen. Namun koperasi yang meminta PT LIN untuk mengeluarkan hasil sawit, ternyata masih dihalangi beberapa masyarakat Kinali. "Mereka hanya sebagian yang mengatasnamakan masyarakat Kinali, sementara pekerjaan di sini dan jasa transportasi juga dari masyarakat Kinali. Koperasi ini juga untuk masyarakat Kinali. Nah, sekarang masyarakat Kinali mana yang dirugikan. Ini pertanyaannya," terangnya.

Terkait dengan perintangan ini, pihaknya sedang mengkaji apakah ada gugatan pidana. Berdasarkan undang-undang perkebunan di Pasal 107 jelas disebutkan, ketika ada perintangan penghalangan dari masyarakat jelas ada unsur pidananya. "Nah ini yang kita kaji, dan semoga persoalan ini bisa terselesaikan," ungkapnya.

Ia berharap persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik karena semua ini untuk kepentingan semua pihak termasuk masyarakat Kinali itu sendiri. (gv)

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini