PADANG – Sekretaris DPW PKS Sumbar, Rahmat Saleh, menanggapi hasil survei Polstra Research & Consulting terkait keterpilihan calon gubernur Sumbar di Kabupaten Solok menjelang Pilgub Sumbar 2024.
Menurutnya itu tidak bisa menjadi rujukan, lantaran tidak mewakili kontestasi Pilgub Sumbar. Pasalnya, hanya menunjukkan hasil dari satu daerah saja.
"Kami melihat survei yang dirilis adalah survei di Kabupaten Solok, bukan untuk seluruh Sumbar, sehingga tidak bisa dijadikan rujukan untuk kontestasi Pilgub Sumbar 2024," kata Rahmat di Padang, Kamis (1/8/2024).
Dia mengatakan, hasil cukup berbeda ditunjukkan dengan SBLF Myriset Consultant yang juga mengeluarkan hasil survei di Kabupaten Solok, sebelumnya.
Menurut Rahmat, hasil survei SBLF di Kabupaten Solok justru menunjukkan sebaliknya. "Elektabilitas Buya Mahyeldi jauh mengalahkan Epyardi Asda, yang notabenenya adalah Bupati petahana di Kabupaten Solok. Untuk datanya, bisa konfirmasi ke Pak Edo, direktur SBLF,” jelasnya.
Dengan hasil Polstra dan SBLF, Rahmat membuktikan, sosok Epyardi Asda kurang diminati di wilayahnya sendiri.“Ini membuktikan bahwa Epyardi Asda kurang diminati di kampung halamannya sendiri. Seharusnya seorang petahana dan asli orang daerah disana, tingkat keterpilihannya seharusnya diatas 60%,” kata Rahmat.
Namun demikian, pihaknya menghormati seluruh hasil survei yang dilakukan, secara baik dan benar.
“Kami menghormati semua hasil survei yang dilakukan dengan benar, bukan yang membalikkan fakta, data, dan realita demi kepentingan politisi yang membiayai survei,” pungkasnya.
Sebelumnya, Polstra Research & Consulting baru-baru ini merilis hasil survei terkait keterpilihan calon gubernur Sumbar di Kabupaten Solok.
Editor : MELDA RIANI