Objek wisata budaya yang disuguhkan PH adalah Pasar Sabtu Bukittinggi dan Pasar Minggu Payakumbuh. Pasar yang dikatakannya khas dan unik, serta sangat ramai pengunjungnya (dengan jumlah ribuan orang banyaknya). PH juga mengisahkan keberadaan objek wisata budaya kerajinan tenun di Silungkang dan kerajinan tenun, emas serta perak di Koto Gadang.
Objek wisata industri yang disajikan PH adalah Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto. Ada narasi yang panjang, mencakup sejarah penemuan, eksploitasi, distribusi dan keberadaan para pekerja (kulinya). PH juga mengatakan bahwa wisatawan diizinkan mengunjungi area tambang dan melihat aktivitas tambang, dengan syarat memberi tahu dan meminta izin terlebih dahulu.
Objek wisata pendidikan yang dikemukakan PH cukup bentuk yang beragam. Di Fort de Kock. PH menyebut sebuah sekolah yang membolehkan orang (wisatawan) mengunjungi sekolahnya, sekolah itu adalahKweekschoolatau Sekolah Raja). PH menulis bahwa direktur sekolah tersebut senantiasa memperkenankan orang (wisatawan) jang hendak melihat sekolah itu, asal meminta permisi terlebih dahulu. PH menyebut Sekolah Raja sebagai satu-satunya sekolah tertinggi di Pulau Sumatera (kecuali MULO), dan sekolah ini sangat penting artinya bagi kemajuan orang Melayu (Indonesia). Sekolah lain yang disebut PH dan sebaiknya dikunjungi oleh wisatawan adalah Sekolah Normal untukMeisjes(Gadis-Gadis) di Padangpanjang, Sekolah Adabiah di Padang dan juga sekolah Mohammedaansche Lyceum di Lubuksikaping.Dunia wisata Sumatera Barat yang disajikan PH adalah kesan dari seorang wisatawan pribumi. Perspektifnya lebih banyak menyajikan gambaran destinasi dan objek wisata yang ditujukan untuk kaum pribumi. Dengan kata lain PH ingin mengatakan bahwa kaum pribumi juga bisa berwisata dan bisa menikmati pesona wisata daerah atau bangsanya. (***)
Editor : Eriandi