Dibangun 2022, Jembatan Labuhan Tanjung Mutiara Hingga Kini Masih Terbengkalai

×

Dibangun 2022, Jembatan Labuhan Tanjung Mutiara Hingga Kini Masih Terbengkalai

Bagikan berita
Dibangun 2022, Jembatan Labuhan Tanjung Mutiara Hingga Kini Masih Terbengkalai
Dibangun 2022, Jembatan Labuhan Tanjung Mutiara Hingga Kini Masih Terbengkalai

AGAM -Jembatan Molon, yang terletak di Jorong Labuhan, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, terbengkalai sejak dimulainya pembangunan pada tahun anggaran 2022. Proyek ini dibiayai dana Bencana Alam dari BNPB pusat dan dihibahkan ke Pemerintah Kabupaten Agam. Sebenarnya, apabila selesai, jembatan ini akan memperlancar hubungan darat antara Labuhan dan Subang-Subang.

Indra Junaidi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yang dihubungi pada Senin (12/8), mengakui jembatan tersebut masih terbengkalai. Kontraktor tidak mampu lagi melanjutkan pekerjaan karena waktu yang terbatas, di mana anggaran dari BNPB pusat telah ditutup pada November 2022.

Proyek yang bernilai sekitar Rp900 juta ini dimulai pada Juli 2022, namun karena batas waktu hingga bulan November 2022, kontraktor hanya memiliki kesempatan empat bulan untuk menyelesaikannya. Tanggung jawab penyelesaian jembatan tersebut kini telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Agam, karena tidak dapat menyelesaikan proyek sesuai target, sehingga sisa dana ditarik kembali ke pusat.

Indra Junaidi menjelaskan kelanjutan proyek ini tidak sederhana. "Proyek ini harus masuk ke dalam Rencana Strategi (Renstra) Kabupaten Agam. Jika tidak, Pemkab Agam tidak dapat melanjutkan proyek ini," terang Indra Junaidi.

Beberapa warga mempertanyakan mengapa jembatan tersebut dibangun di atas daratan dan tidak melintasi sungai.

"Tidak ada sungai yang dilewati. Di samping kiri dari pantai menuju Subang-subang, terbentang jalan yang dapat dilintasi oleh kendaraan bermuatan buah sawit maupun bahan lainnya. Jembatan tersebut terletak di samping jalan," jelas Molon, warga yang tinggal dekat dengan jembatan yang terbengkalai.

Molon menambahkan manfaat jembatan tersebut tidak terlalu besar karena tidak ada sungai di daerah tersebut. "Saluran kecil yang ada bisa diarahkan ke Sungai (Batang) Antokan," ujarnya. Menurutnya, jika digabungkan dengan saluran buatan perusahaan perkebunan, akan menyebabkan banjir karena muaranya tersumbat.

Menurut perkiraan tokoh masyarakat, proyek ini baru selesai sekitar 60 persen. Kerangka besi yang dipasang kontraktor banyak yang sudah lapuk dimakan karat, mengingat lokasi bangunan yang berada di kawasan pantai.

Molon berharap agar pembangunan jembatan ini segera dilanjutkan untuk mencegah pelapukan besi semakin parah, karena proyek yang terbengkalai seperti ini merugikan masyarakat. "Sayangnya pekerjaan jembatan ini tidak selesai," kata Molon di hadapan Wali Jorong Labuhan, Masriwal, yang akrab disapa Dimas.

Tokoh masyarakat Maswardiman mengira proyek ini dibangun untuk tol. (lmn)

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini