Pendapatan petani hutan ini bertambah seiring dengan adanya alokasi anggaran dan kebijakan yang mendukung petani sekitar hutan. Ia menyebutkan fasilitasi perhutanan sosial juga memungkinkan bagi petani untuk mendapatkan akses penambahan modal serta pelatihan dan pendampingan usaha.
“Kami melakukan survei pendapatan tani hutan melalui statistik. Pada tahun 2020 pendapat rata-rata petani 1,5 juta. 2021, survey 1,7 juta. Tahun 2023 naik menjadi 2,3 juta,” kata Yozarwardi.
Menurutnya, peluang pendanaan iklim memungkinkan bagi masyarakat untuk mengakses modal dalam mengelola perhutanan sosial.
Praktik ini dirasakan oleh masyarakat di Lanskap Bukit Panjang Rantau Bayur Kabupaten Bungo. Insentif melalui pembayaran imbal jasa lingkungan (payment for ecosystem services/PES) penyerapan karbon.
Sementara Koordinator Program KKI Warsi, Emmy Primadona mengatakan masyarakat sudah mendapatkan manfaat yang dinikmati.
“Masyarakat 5 desa di Lanskap Bujang Raba merasakan dampak pendanaan iklim memiliki dampak yang signifikan bisa dinikmati secara sosial, melalui paket sembako, beasiswa sekolah, investasi ekonomi melalui pembangunan huller kopi dan pengadaan alat usaha lainnya,” katanya.
Pengelolaan hutan yang lestari di desa jika 12,7 Juta hektar jika dikelola oleh masyarakat sangat banyak benefit yang didapatkan masyarakat.Selama acara, peserta berbagi pengalaman tentang tantangan dan peluang dalam implementasi program Biocarbon Fund di lapangan. Beberapa topik yang dibahas meliputi teknik restorasi lahan gambut, strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta pengembangan kebijakan hutan berkelanjutan.
Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani yang turut hadir pada acara tersebut, menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif ini. "Program Biocarbon Fund memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kelestarian hutan Jambi. Dengan melibatkan masyarakat lokal, kita bisa memastikan bahwa manfaat dari program ini dapat dirasakan secara langsung oleh mereka yang tinggal di sekitar hutan,"sebutnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat jaringan antara berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan. Diharapkan, kolaborasi yang terjalin dari kegiatan ini dapat mempercepat pencapaian target pengurangan emisi serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Jambi dan Sumatera Barat.(yose)
Editor : yoserizal