Mereka berdiri di perempatan, di perlintasan, apa yang lewat disambarnya. Dalam banyak kasus, seperti preman, di depan kita mereka bertengkar, di belakang apa yang dapat mereka bagi rata. Dan jika Jakarta demo atau akan demo hari-hari ini, diharapkan bisa berhasil, sehingga DPR menganulir lagi apa yang sudah mereka putuskan. Legalah bangsa ini. Namun, jika tidak maka apa yang akan terjadi, sudah didahului oleh ungkapan, “untuk berdiri di puncak yang sempit, perlu menyingkirkan banyak orang dan dibantu banyak orang.” Ungkapan ini, lahir dari kenyataan dan kemudian jadi sejarah dan kemudian pula, ditiru. Dan, sejarah memang berulang, juga sejarah buruk. Yang jadi korban adalah kita-kita ini.
Hal baru terjadi lagi, sidang DPR tidak quorum, rapat ditunda. Lalu? Segalanya bisa terjadi, bisa batal total, bisa pula, lampu sein nyala di kanan, motornya belok kiri, persis emak-emak kita dimana-mana. Mau belok kemana, suara rakyat, bukan elemen yang diperhitungkan. Editor : RahmatDemokrasi; Rakyat Sudah seperti Kuda Hanyut
Berita Terkait