Jumpa Kerukunan Keluarga Minang di Banjarmasin; Satu Jam, Tapi Berkesan

×

Jumpa Kerukunan Keluarga Minang di Banjarmasin; Satu Jam, Tapi Berkesan

Bagikan berita
Bertemu warga Minang di Banjarmasin
Bertemu warga Minang di Banjarmasin

BERJUMPA orang sekampung di daerah rantau adalah kebahagiaan tersendiri baik bagi yang menetap maupun yang datang. Banyak cerita dan tentu banyak tawa sebagai penghias ota.

Setidaknya begitulah yang dirasakan puluhan orang Minang di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Bertemu dengan rombongan wartawan yang tergabung dalam kontingen tim Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2024 merupakan kebahagiaan tersendiri. Begitu pula dengan belasan anggota tim yang datang dipimpin Ketua PWI Sumbar, Widya Navies.

Selepas Shalat Jumat (23/8) kontingen Porwanas PWI Sumbar dijamu oleh Kerukunan Keluarga Minang (KKM) Banjarmasin pada satu warung makan di Jalan Kapten Piere Tendean Banjarmasin. Penjamuan itu atas inisiatif Ketua KKM setempat Wendi Anas.

Siang itu sebuah bus berisi 15 penumpang berhenti di depan Ajenrem 101 Antasari. Warung makan tersebut terletak di sebelahnya, dekat sekali dengan Sungai Martapura yang mengalir di depannya.

Di sana sudah menunggu Wendi Anas bersama puluhan perantau Minang lainnya, terdiri laki-laki dan perempuan. Di antara mereka ada yang menggendong anak.

"Salamaik tibo dunsanak," begitu ucapan mereka sambil menyalami para tamunya. Senyum tanda bahagia terlihat tanpa dibuat-buat.

Layaknya basobok sesama urang Minang, maka bahasa Indonesia sesaat hilang. Yang terdengar hanyalah bahasa Minang.

Para perantau tersebut berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sumbar seperti dari Agam, Padang Panjang, Piaman sekitar, Tanah Datar, Solok Raya, Limapuluh Kota dan lainnya. Di antara mereka ada yang sudah puluhan tahun menetap di Banjarmasin bahkan ada yang sudah beranak-cucu di sana.

Walau sudah puluhan tahun di rantau Kalimantan dimaksud, tak seorang pun yang 'gagok' dengan bahasa Minang. Seperti Datuak Bandaro (86) yang sudah menghuni Banjarmasin sejak tahun 1977, tetap menggunakan bahasa Minang dengan lancar.

"Di rumah, kami pakai bahaso Minang. Anak ambo iyo agak payah bahaso Minang, tapi lai mangarati," katanya.

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini