Trip ke China, Seharian di Pesawat Saja

×

Trip ke China, Seharian di Pesawat Saja

Bagikan berita
Di Bandara Guangzhou China. (ist)
Di Bandara Guangzhou China. (ist)

Khairul Jasmi

Pintu pesawat China Southern A 321 NX telah ditutup. Penumpang duduk rapi seperti jam pertama di kelas 1 IPA SMA. Pramugari mulai bicara. Bahasa Inggris saja saya susah mengerti, apalagi Mandarin. Biarkan saja. Hari ini, Minggu 25 Agustus 2024 saya hendak ke China. Ke Kota Hang Zhou transit di Guangzhou. Dua-dua asing bagi saya.

Ini pertama saya ke Tiongkok. Di sebelah saya duduk orang China. Dia diam, saya pun hening. Dan pesawat pun berangkat. Dan pesawat panjang ini, meliuk menembus awang-awang. Memakan waktu 5 jam, baru bisa keluar untuk transit. Sepanjang penerbangan, jam pertama tenang, langit jernih, satu berikut goyang mak taci. Ringan-ringan saja, setelahnya tenang lagi. Tentu saja pesawat China ini sudah berada di bawah langit China. Sebelah saya pemuda China membaca buku huruf China. Akhirnya kami ngobrol seperlunya. Pekerja kares sepertinya, ranselnya saja Tumi. Pesawat mendarat di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou di Distrik Huadu. Dua jam setelah mendarat saya mesti terbang lagi ke Hangzhou.

Lucu, 5 jam dari Jakarta ke sini pesawat biasa saja. Dua jam lagi, ganti pesawat. Dan: pesawat berbadan lebar. Ada-ada saja China ini. Jarak pendek, pesawat besar, jarak menengah, pesawatnya menengah pula. Lqptop dan korek api aman-aman saja, masuk penerbangan lokal, semua laptop keluarkan. Korek api disita. Tapi, imigrasi lancar, petugasnya elok dan baik.

Dari tadi di dalam bandara saja. Mestinya bisa makan dan ngopi dulu, tapi tak bisa, karena jadwal yang mepet. Kelamaan pula di Imigrasi. Antrean panjang. Bergegas ke ruang tunggu, tak tahunya pesawat delay 1 jam.

Sekarang baik Boing 777-300 ER, tak jadi dua jam, melainkan 1,5 jam saja. Mungkin kerena pesawat besar jadi lebh cepat. Makan di pesawat besar ini hangat dan enak. Licin tandas oleh saya. Makan siang di pesawat, malam iya pula, sudah seperti si bapak yang minum wiski itu. Yang harganya puluhan juta itu hehe.

Sejak pagi bunta, sudah malam pula hari, saya masih di atas pesawat dan di bandara. Tadi matahari sebelah kanan, lalu sebelah kiri, kemudian tenggelam. Tapi saya tak sendirian, ada Prof Werry Darta Taifur, Dirut Semen Padang Indrieffouny Indra, Sekper Iskandar Lubis dan Boy Aditya Prakasa. Bukan raun-raun tapi melihat pabrik semen smart. Apa pula itu? Pabrik besar bersih, tenaga kerja sedikit saja. Padat jadwal, padahal saya mau travelling agak sehari jadilah. Sehari dua ini, habis itu saya kecoh rombongan visit-visit ini.

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini