Sebagaimana jamaknya masjid ada bagian depan untuk jemaah pria dan belakang, perempuan. Di antara keduanya dibatasi tirai tinggi yang waktu berjumat ditarik ke tiang-tiang.
Saya dan rombongan masuk, terdengar suara, mungkin doa, salawat atau apapun itu, diakhiri dengan aamiin. Baru kemudian khatib membaca khutbah. Yang saya tahu “Muhammad Sallalahu alaihiwassaman” dan “Allah Subhanawataala.” Selebihnya blank.
Sehabis khutbah, jemaah shalat sunat, 4 rakaat. Habis itu baru shalat Jumat tanpa “aamiin,” dan tak ada menunjuk waktu membaca tahiyat awal dan akhir. Bacaan ayat Al Qu’an nya sama cuma melapazkannya berbeda. Ini karena lidah. Lidah sudah berhasil membentuk ribuan suku bangsa di dunia, sebab lidahlah yang menyebabkan kita bisa berbicara. Karena bicara lahir bahasa dan karena geografi dan hembusan angin serta deru-derai suasana suatu daerah, maka berbedalah bahasa satu sama lain.
Setelah khutbah, mereka shalat sunat empat rakaat, setelah jumat 10 rakaat, tak pernah saya saksikan hal semacam ini sebelumnya. Tapi di sini saya nikmati.
Para pria China yang “lurus” beragama itu, belum juga meninggalkan masjid, kecuali setelah imam pergi. Mereka, jika selesai shalat sunat yang 8 atau 10 rakaat itu, akan bersimpuh lagi. Seorang jemaah atau pengurus sejak kami datang sudah menyalami. Memotret, ngajak bicara, angguk-amgguk balam saja saya.
Islam di ChinaIslam di China telah jadi kabar. Kabarnya buruk-buruk saja. Temuan kami di Tianjin malah sebaliknya, bagus-bagus. Tianjin bukan resume China tapi Islam di China saat ini baik-baik saja. Pada 2023 ada 17 juta pemeluk Islam usia dewasa di negeri itu.
Pemeluk Islam terbanyak di Provinsi Xinjiang. China Global Television Network (CGTN), Xinjiang melaporkan, memiliki populasi Muslim yang beragam. Sebut saja seperti Uighur, Hui, Kazak, Dongxiang, Kirgiz, Tajik, Uzbekistan hingga Tatar. Angkanya 17 juta jiwa. Berikut Ningxia, dengan suku muslim Hui, 35 persen dari total penduduk Ningxia. Jumlah muslim 2,5 juta.
Selanjutnya Gansu, jumlahnya tidak ada laporan tapi disebut 6,5 persen dari jumlah penduduk.
Selanjutnya, Qinghai di Barat Laut China, terkurung di daratan, ada pemeluk Islam di sini. Lalu di Henan juga ada muslim.
Editor : Rahmat