BANDUNG - Kembalinya perhelatan National Anti Fraud Conference (NAFC) selalu menarik antusiasme para praktisi, akademisi maupun pegiat antifraud dari beragam latar belakang. Tidak kurang dari 240 peserta telah hadir dalam gelaran NAFC edisi ke-14 yang mengangkat tema “Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean : Babarengan Nyanghareupan Fraud”.
Hadir sebagai undangan, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, dalam sesi sambutan-pembukaan menyampaikan apresiasi kepada organisasi penyelenggara NAFC 2024, ACFE Indonesia Chapter yang telah memilih Bandung kota sebagai tempat NAFC untuk kedua kalinya (sebelumnya pada tahun 2018). Bey Triadi Machmudin juga mengungkapkan bahwa pemilihan pepatah Sunda "Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean" sebagai bagian tema kegiatan sangat relevan dengan semangat “Jabar Menyala” yang diusung Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam konteks ini, semangat penguatan nilai - nilai integritas, kebersamaan dan gotong royong, yang telah menjadi kekuatan utama masyarakat Jawa Barat, perlu terus dihidupkan - khususnya dalam konteks upaya memerangi risiko kecurangan yang berkembang cepat dan semakin kompleks.
Secara terpisah Presiden ACFE Indonesia Chapter, Hery Subowo, dalam sambutannya juga berharap NAFC 2024 dapat menjadi momentum kolaborasi berbagai pihak untuk memperkuat strategi pemberantasan fraud yang efektif dan efisien. Sebagai extraordinary crime dan common enemy, penanganan fraud memerlukan extraordinary effort dalam bentuk sinergi semua pihak, baik unsur pemerintah, sektor swasta, akademisi maupun masyarakat secara luas.
Konferensi yang berlangsung dari tanggal 05-06 September 2024 ini membahas topik-topik penting berkaitan dengan anti-fraud, mulai dari perkembangan teknologi untuk mendeteksi fraud, investigasi forensik hingga penting membangun budaya integritas dan etika dalam organisasi.
Harapannya, akan diperoleh wawasan baru, berbagi pengetahuan dan mendapatkan solusi inovatif dalam menghadapi ancaman fraud yang makin kompleks. Terlebih di masa sekarang ini pelaku fraud juga memanfaatkan artificial intelligence (AI); Untuk itu penanganan fraud juga harus memanfaatkan teknologi informasi baik dalam proses pencegahan, pendeteksian, bahkan hingga penindakan kasus fraud.
ACFE selalu mengedepankan semangat kolaborasi yang tercermin dari motto ACFE Global “Together Reducing Fraud Worldwide” antara regulator, operator, auditor, praktisi maupun akademisi dan sangat sejalan dengan tema NAFC 2024. Hal ini semata-mata untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan fraud di beragam sektor sehingga mewujudkan Indonesia yang terbebas dari fraud.Pembelajaran dari Keynotes Speakers: Benchmarking Kolaborasi Strategi Anti Fraud dari BPK dan OJK
Dalam tataran praktik, penguatan strategi penanganan risiko fraud di BPK dan OJK dapat menjadi pembelajaran.
Hery Subowo yang hadir membacakan materi presentasi keynotes dari Wakil Ketua BPK RI, menyampaikan bahwa sebagai auditor negara, penguatan peran BPK dalam pemberantasan korupsi dilakukan melalui:
1. Penyederhanaan prosedur pemeriksaan;
Editor : Bambang Sulistyo