PADANG - Pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Barat. Karena itu, tak heran bila Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menjadikan pariwisata sebagai salah satu unggulan karena potensinya yang besar. Apalagi ditunjang dengan pemandangan alam yang indah serta berbagai elemen yang menunjang wisatanya seperti kuliner, sejarah, budaya dan lain-lain. Namun, masih ada dua 'PR' utama bagi pariwisata Sumbar yang harus dibenahi bersama, yaitu hospitality atau keramahtahaman dan kebersihan di objek-objek wisata.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda saat berdikusi dengan mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang yang melakukan kuliah lapangan ke kantor Dinas Pariwisata Sumbar di Padang, Kamis (12/9). Menurut Budi, pariwisata membutuhkan model pentahelix atau kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam pengembangannya, termasuk masyarakat. Dinas Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri.
"Seperti infrastruktur jalan, Dinas PU yang mengerjakan, produk-produk UMKM di bawah Dinas Koperasi dan UMKM dan lain sebagainya. Jadi, di hulu mereka ciptakan produk, di hilir pariwisata yang bergerak, termasuk melakukan promo. Semua harus sejalan," katanya.
Budi mengakui, membangun pariwisata tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi, belum ada kesepahaman untuk membangun pariwisata. Misalnya, satu daerah yang memiliki potensi wisata luar biasa, belum tentu pemerintah daerahnya menjadikan unggulan karena ada prioritas yang menurut mereka lebih penting.
Meski demikian, Dispar Sumbar berusaha untuk melakukan koordinasi dan fasilitasi untuk sama-sama memajukan pariwisata. Misalnya dengan menyusun calender of event bersama kabupaten/kota, menyediakan tim kurator untuk pengembangan pariwisata lebih profesional, kerja sama dengan perguruan tinggi untuk membuat brand masing-masing kabupaten/kota dan lain sebagainya. Kerja sama juga dilakukan dengan Universitas Andalas untuk pengolahan data sektoral serta dengan Telkomsel untuk data pasti kunjungan wisatawan per daerah.
Untuk regulasi, Pemprov Sumbar sudah punya Perda nomor 2 tahun 2023 tentang pengembangan Ekonomi Kreatif dan saat ini sedang disusun Pergubnya sebagai turunan dari UU tentang Ekonomi Kreatif. Dinas Pariwisata juga sedang menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Sumbar tahun 2025 sebagai kelanjutan rencana induk sebelumnya."Jadi, tugas Dinas Pariwisata itu adalah bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan, meningkatkan lama tinggal, spend of money, dan produktifitas ekonomi kreatif," katanya.
Dalam hal branding, Dispar Sumbar memperkuat branding pariwisata Sumbar dari sebelumnya 'Taste of Padang' dengan meluncurkan 'Visit Beautiful West Sumatera' pada tahun 2023. Visit Beautiful West Sumatera dijadikan sebagai second layer dari branding 'Taste of Padang' atau untuk memperkuat brand sebelumnya, terutama bagi wisatawan mancanegara. Sementara bagi calon wisatawan nusantara (wisnu), second layer-nya adalah 'Ayo ke Sumbar'.
Barcode 'Visit Beautiful West Sumatera' diletakkan di berbagai lokasi strategis untuk mempermudah wisatawan memperoleh informasi perihal wisata Sumbar, seperti di stasiun-stasiun kereta, bandara, dan lain-lain. Dengan mengakses barcode tersebut, wisatawan atau calon wisatawan bisa mendapat informasi tentang lokasi (maps), halal tourism, destinasi, hotel/penginapan, calender of event dan lain-lain.
Branding yang disiapkan tersebut diharapkan bisa terus meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumbar. Jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar saat ini sudah kembali meningkat setelah sempat menurun drastis akibat covid-19. Pada tahun 2021 (masih covid), kunjungan wisatawan turun menjadi 6,2 juta dari sebelumnya yang sudah berada di angka 8 juta lebih. Pada tahun 2022, kunjungan wisatawan ke Sumbar kembali meningkat menjadi 8,3 juta. Selanjutnya, tahun 2023 meningkat menjadi 11,2 juta dan ditargetkan 13,5 juta pada tahun 2024. Namun, akibat bencana galodo di Sumbar beberapa bulan lalu, kunjungan wisatawan sempat terkontraksi sebesar 24,4 persen. Sampai Juli 2024, angka kunjungan wisatawan sudah mencapai 7,8 juta orang.
Editor : MELDA RIANI