Adapun wisnu terbanyak saat ini adalah wisatawan dari provinsi tetangga, Riau karena akses yang lebih cepat, diikuti Jambi, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sedangkan wisatawan mancanegara terbanyak berasal dari Malaysia (lebih dari 80 persen), diikuti dengan Australia, Singapura, Prancis, Amerika, dan Jerman. Untuk wisatawan dari Eropa dan Amerika pada umumnya menjadikan Mentawai sebagai daerah kunjungan.
Ke depan, menurutnya, strategi yang akan dilakukan adalah dengan membuat prioritas pengembangan wisata. Misalnya, untuk tingkat provinsi Sumbar akan dianalisa satu destinasi yang akan diprioritaskan dan itu yang akan dikembangkan secara maksimal terlebih dahulu. Demikian pula pada masing-masing kabupaten/kota. Karena, tidak mungkin untuk memajukan pariwisata sekaligus secara bersamaan mengingat anggaran yang sangat terbatas. Sedangkan untuk promosi langsung di luar negeri, yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah promosi lewat videotron di Bukit Bintang Malaysia. Selain itu, untuk pengembangan pasar baru, Dinas Pariwisata Sumbar menyasar Brunei Darussalam dan Singapura. Khusus untuk Singapura, diusahakan agar ada penerbangan langsung.
Sementara itu, Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pariwisata, Dr.Elva Ronaning Roem, MSi, mengatakan, kunjungan ke Dinas Pariwisata adalah untuk mengetahui lebih jauh penerapan kebijakan komunikasi pariwisata di Sumbar. "Ada beberapa hal yang ingin kita tahu, seperti kinerja Dinas Pariwisata untuk memajukan Sumbar. Diharapkan kunjungan ini bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan kalau ada mahasiswa yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang pariwisata," katanya.
Kuliah lapangan tersebut diikuti sepuluh mahasiswa dan satu orang dosen pengampu. Sedangkan dari Dinas Pariwisata, selain kepala dinas, juga dihadiri oleh sejumlah kepala bidang. (rin) Editor : MELDA RIANI