Sekelompok Relawan yang Pertama Kali Temukan Lokasi Persembunyian 'IS', Berniat Istirahat Malah Menemukan Pelaku

×

Sekelompok Relawan yang Pertama Kali Temukan Lokasi Persembunyian 'IS', Berniat Istirahat Malah Menemukan Pelaku

Bagikan berita
Warga yang geram mengepung rumah kosong yang menjadi tempat persembunyian 'IS'. (ist)
Warga yang geram mengepung rumah kosong yang menjadi tempat persembunyian 'IS'. (ist)

KAYU TANAMDi balik penangkapan pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari (18), Indra Septiarman (27) pada Kamis (19/9) sore, ada cerita tentang antusiasme para pemuda dan masyarakat setempat yang ikut memburu pelaku selama 11 hari. Bahkan, dari video yang telah banyak beredar di media sosial, terlihat ribuan warga ikut mengepung rumah kosong yang menjadi tempat persembunyian IS menjelang polisi datang mengevakuasi pelaku.

Diceritakan salah seorang pemuda setempat, Agus Ferliandi alias Ferli (23), selama 11 hari pencarian, para pemuda dan relawan tak henti menyusuri perkampungan hingga ke hutan-hutan. Pencarian bahkan sempat menggunakan drone hingga malam hari karena khawatir pelaku akan bergerak lebih jauh.

Menurut Ferli, pada Kamis (19/9) siang itu, tim pemuda yang berjumlah enam orang berencana mencari pelaku ke korong sebelah, yakni Padang Kabau. Karena, sebelumnya, seorang ibu mengaku melihat pelaku di korong tersebut. Menjelang sampai ke lokasi dituju, para pemuda itu beristirahat di sebuah rumah kosong yang masih berada di korong yang sama dengan lokasi kejadian semula, yaitu Pasa Galombang.

Entah kenapa, secara kebetulan, tetangga pemilik rumah yang memegang kunci, meminta tolong kepada mereka untuk mencek mesin air di rumah tersebut karena beberapa waktu terakhir banyak kejadian mesin air yang hilang di sana. Seperti yang juga terlihat di video yang banyak beredar, Ferli, si pemuda yang berkaos hitam tegap tersebut berusaha membuka kunci rumah. Namun, setelah berusaha dibuka, ternyata pintu dikunci dari dalam.

Sementara itu, satu orang rekannya yang lain berusaha memanjat tembok untuk melihat isi rumah. Ia kemudian melihat ada bayangan di dalam rumah dan pintu yang tiba-tiba tertutup. Terdengar juga suara plafon yang dikupak. Spontan, ia kemudian berteriak, “Kapuang, kapuang, di dalam, di dalam (kepung, kepung, (pelaku) di dalam)”.

Teriakan itupun lantas membuat pemuda yang lain berlari mendekati rumah. Dalam sekejap, ratusan bahkan ribuan warga berdatangan ke lokasi tempat persembunyian IS. Sebagian berteriak ‘Alhamdulillah’ menunjukkan rasa lega karena pelaku ditemukan. Warga juga nampak tak ingin ketinggalan momen dengan mengabadikannya dengan kamera ponsel masing-masing. Setelah polisi datang, baru evakuasi dilakukan untuk memaksa tersangka turun dari loteng. Upaya evakuasi berlangsung sekitar..

Warga yang geram nampak ingin menghakimi pelaku. Namun, sebagian terdengar pula berteriak agar pelaku jangan dihabisi karena kalau itu terjadi, kasus pembunuhan Nia tak bisa diungkap dengan jelas.

Menurut Ferli, diduga pelaku sudah berada di rumah kosong tersebut lebih dari satu hari. Karena, selain ditemukan makanan, minuman dan rokok, juga ada jemuran pakaian pelaku di dalam rumah. Tersangka sendiri kemungkinan masuk lewat seng karena semua jendela diberi terali.

Peristiwa sadis yang menimpa Nia, gadis penjual gorengan yang dicabuli dan dibunuh, telah mengundang empati dan menguras emosi masyarakat. Tak hanya masyarakat Kayu Tanam, Padang Pariaman dan Sumatera Barat, tapi juga menjadi perhatian masyarakat Indonesia lewat berbagai pemberitaan di media mainstream dan media sosial. Bukan hanya karena perbuatan pelaku yang sadis, tapi juga karena empati terhadap kegigihan seorang remaja putri yang rela bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga dan mewujudkan impiannya untuk bisa kuliah. (rin)

Editor : MELDA RIANI
Bagikan

Berita Terkait
Terkini