PADANG - Budidaya Lebah Madu Galo-Galo sukses dilakukan 15 pemuda di hutan Koto Lubuk Hitam, Kelurahan Teluk Kabung Utara, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang Sumatra Barat. Mereka telah memanen hasilnya, bahkan telah dijual pula kepada pengunjung objek wisata Air Terjun Koto Lubuk Hitam Lestari.
Keberhasilan mereka dalam budidaya lebah madu ini tak terlepas dari peran PT Pertamina Patra Niaga Integreted Terminal Teluk Kabung yang telah menggelontorkan sejumlah bantuan dan pembinaan. "Budidaya Lebah Madu Galo-Galo di hutan Koto Lubuk Hitam, Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Teluk Kabung, Kota Padang ini telah dimulai sejak Mei 2024," terang Area Manager Comm, Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria kepada Singgalang.
Dipimpin Yogi Reski sebagai ketua kelompok, para pemuda tersebut terang Satria membudidayakan lebah madu di dalam peti yang diletakkan di dalam hutan. Di dalam peti atau dikenal juga dengan istilah kloni, madu dihasilkan dari lebah yang menghisap sumber makanan dari pohon buah produktif di hutan tersebut. "Budidaya lebah madu di sana dilakukan, karena memang ada potensi pohon buah produktif yang bisa jadi sumber makanan utama lebah galo-galo tersebut," tutur Satria lagi.
Sebelumnya, pemuda setempat lebih banyak beraktivitas sebagai pencari kayu di hutan. Kini, seiring dengan budidaya lebah tersebut, mereka mulai meninggal pekerjaan yang lama. Apalagi, hasil dari budidaya lebah madu galo-galo itu lumayan menjanjikan bagi kehidupan mereka.Setidaknya, terang Satria lagi, satu kloni bisa menghasilkan satu liter per dua bulan. Satu liter madu biasanya mereka jual dengan harga Rp400 ribu. "Madu saat ini, baru dijual ke pengunjung wisata Air Tekin Lubuk Hitam Lestari yang juga telah kami kembangkan bersamaan dengan budidaya lebah madu ini," ucapnya.
Editor : yuni
