Mengenang Marissa Haque yang Pergi Mendadak

×

Mengenang Marissa Haque yang Pergi Mendadak

Bagikan berita
Marissa Haque
Marissa Haque

Icha tampaknya tidak memperhitungkan soal pentingnya bagi parpol meraih kekuasaan ketimbang yang lain, yang sebenarnya lebih utama : etika dan moral. Marissa dan Sophan berbasis itu dalam berpolitik.

Icha tidak sepenuhnya menerima pikiran saya dalam tulisan mengenai itu. Ia bahkan memprotesnya. Dia mengunjungi saya di kantor menyampaikan protesnya, dan saya penuh takzim mendengarkan saja. Toh, sebenarnya, tulisan yang mengulas kasus Banten itu, bersifat satire. Sisi lain membenarkan dia, yang berpegang pada komitmen etika dan moral. Namun, itu dia : meski itu tidak berlaku dalam politik. Setidaknya, dalam kasus dia ditelikung parpol pengusungnya di Banten.

Di dunia film Icha belasan tahun berjaya, membintangi puluhan judul film. Ia juga mengantongi Piala Citra Aktris Terbaik, lambang supremasi tertinggi dunia film Indonesia. Selanjutnya, ia tidak hanya sebagai pemain, juga sebagai produser dengan memproduksi sejumlah film.

Pemeran Iyom, Gadis Bisu

Sebagai bintang, karirnya semakin moncer saat membintangi film "Matahari-Matahari" (1985) yang disutradarai Arifin C Noer. Film itu bercerita tentang warga yang karena terdesak kemiskinan akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta bersama istri dan anaknya yang bisu. Bukannya mendapatkan penghidupan yang lebih baik, warga malah berada di bawah pengaruh Sarkim, raja pengemis.

Icha bermain sebagai Iyom, gadis bisu. Film itu menjadi andalan Icha untuk meraih Piala Citra Festival Film Indonesia tahun 1986. Saya mengulas film itu sebagai film bagus namun, justru tidak melihat Icha berhasil memerankan tokoh Iyom yang gagu. Gestur Icha lebih tampak seperti memerankan tokoh idiot. Icha marah membaca itu. Dia menelpon saya, memprotes, seperti biasalah.

Pada waktu pengumuman nominasi Festival Film Indonesia di TVRI, Icha hadir. Kekecewaannya membuncah menyaksikan pengumuman Dewan Juri FFI tidak menominasikan dia sebagai Aktris Terbaik. Peristiwa tersebut menjadi headline di berbagai media. Dari berita itu saya mengetahui, ternyata Icha meninggalkan studio TVRI dengan airmata berlinang. Ada juga media yang memberitakan lebih jauh, Icha langsung terbang ke Surabaya menemui Ikang Fawzi, pacarnya waktu itu. Mengenai kebenaran berita tersebut, wallahualam. Saya tidak pernah konfirmasi.

Sekolah Film di Amerika

Berdasarkan rekomendasi Prof Salim Said, Icha sempat ke Amerika Serikat belajar film, namun entah mengapa sepulang dari sana Icha malah terjun ke politik. Icha kawan diskusi yang baik, asal tahan saja kerasnya dia berpegang pada pandangan yang dia yakini.

" Eh, tahu nggak kalian, bossmu itu dulu naksir saya. Dia sering ke rumah. Makanya, dia senang banget ngeritik saya," kata Icha kepada wartawan Cek&Ricek yang mewawancarainya suatu ketika.

Editor : MELDA RIANI
Bagikan

Berita Terkait
Terkini