AGAM - Tim Pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) merancang mesin pengolahan air tanah menjadi air bersih layak pakai di Jorong Sungai Sariak, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso.
Ketua Tim Pengabdian UNP dalam kegiatan ini, Dr. Randi Purnama Putra, S.Pd., M.T. mengatakan, sebelum pemilihan kawasan ini sebagai tempat kegiatan, pihaknya sudah melakukan survei awal sebelumnya.
Dia mengungkapkan, memang banyak permasalahan terkait ketersediaan air bersih di kawasan tersebut, seperti kondisi air tanah yang tidak layak konsumsi karena berwarna kuning dan berbau besi. Kemudian tingginya harga air bersih per kubik juga jadi masalah warga setempat.
"Masyarakat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Di sana juga belum ada teknologi atau mesin pengolahan air tanah," kata Randi, Kamis (3/10).
Informasi dari masyarakat, selama ini untuk air bersih mereka menampung air hujan dan bahkan membeli air seharga Rp.50 ribu per kubik air apabila musim kemarau untuk keperluan sehari-hari.
"Sebagian ada yang mengalirkan air dari bukit tetapi tidak teraliri merata," kata Randi.Untuk mengatasi permasalahan ini, tim pengabdian UNP dalam bidang teknologi ini kemudian merancang sebuah mesin pengolahan air tanah dan mengadakan penyuluhan terkait penggunaan air bersih di kawasan tersebut.
Dia menyebutkan, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan filter adalah karbon aktif, pasir silika, mangan dan beberapa bahan lain. Kemudian, sistem pengolahan air tanah ini bekerja dengan rangkaian proses penyaringan/filtrasi.
"Sistem ini dapat menghasilkan air bersih dengan kapasitas 120 liter selama 10 menit," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan diskusi dengan mitra, untuk lokasi tempat peletakan mesin pengolahan air bersih ini berada di Musholla Al-Ikhlas Bukik Panjang, Jorong Sungai Sariak Nagari Koto Tinggi, dan diserahkan tim pengabdi UNP, Rabu (2/10) kemarin.
Editor : Rahmat
