Bukan Ring Tinju

×

Bukan Ring Tinju

Bagikan berita
Bukan Ring Tinju
Bukan Ring Tinju

Bahkan, ketika salah satu pasangan calon, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, diberi kesempatan untuk mengomentari gagasan lawan, mereka malah kembali mempresentasikan program sendiri, seolah lupa bahwa ini adalah debat, bukan seminar kebijakan. Ini tentu menambah bumbu komedi dalam debat yang seharusnya penuh dengan pertarungan ide. Namun sayangnya, tampaknya sudah jelas bahwa tak ada calon yang ingin mengambil risiko.

Tidak adanya petahana di Pilkada ini jelas membuat semua kandidat berada pada posisi yang sama. Dengan tidak adanya dominasi dari pihak tertentu, kesempatan untuk saling menyerang pun menjadi nihil.

Agung Baskoro dari Trias Politika Strategis juga menambahkan bahwa ketiga pasangan calon ini, secara langsung atau tidak langsung, punya hubungan dengan "istana." Jadi ya, kalau semuanya teman satu geng, kenapa harus ribut?

Mari kita jujur: Pilkada Jakarta kali ini, terutama dalam sesi debatnya, lebih terasa seperti latihan diplomasi internal di antara sekutu daripada panggung kompetisi politik. Tidak ada serangan, tidak ada kritik tajam, dan tidak ada gagasan yang dipertentangkan dengan sungguh-sungguh.

Malah, mungkin lebih tepat itu disebut sebagai forum tukar-menukar program tanpa ancaman. Sepertinya, para paslon sudah sepakat untuk bermain aman dan tak mau mengacaukan suasana damai yang sudah diatur oleh tangan-tangan di balik layar.

Satu-satunya hal yang membuat suasana debat lebih hangat hanyalah AC yang diatur dengan suhu yang nyaman. Sisanya, kita hanya bisa berharap, siapa tahu di debat berikutnya ada yang sedikit berani keluar dari skrip dan menambah bumbu panas dalam panggung politik Jakarta.

Tapi, jangan berharap terlalu banyak. Lagipula, apa pun yang terjadi, drama politik Jakarta sudah berada di tangan yang terampil, dan kita semua tahu, akhir ceritanya akan tetap damai, santai, dan aman.

(Catatan Cak AT/Ahmadie Thaha [08.10.2024])

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini