SELANGOR - Minangkabau tak hanya kaya dengan keindahan alam dan budayanya, namun juga menyimpan khazanah sejarah dan pemikiran pendidikan yang khas sebagai perpaduan ajaran Islam dan tradisi masyarakat Minang.
Aktivitas pendidikan Islam di Minangkabau lahir dan tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuk dan berkembangnya Islam di Minangkabau.
Sesungguhnya kegiatan pendidikan Islam tersebut merupakan pengalaman dan pengetahuan yang penting bagi kelangsungan perkembangan Islam dan umat Islam, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pentingnya kajian pemikiran dan sejarah pendidikan Islam di Minangkabau mendorong dosen dan mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Islam Negeri untuk mengetengahkannya pada forum seminar internasional Isu-Isu Pendidikan Nasional (ISPEN) ke-6 di Universitas Islam Internasional Selangor, Malaysia, Selasa (22/10/2024).
Dengan tema “Merekayasa Pendidikan Futuristik Melalui Kompetisi Digital” seminar ini menghadirkan pakar Pendidikan dari berbagai negara yang membahas tantangan dan peluang di bidang pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 5.0.
Dalam forum itu, kolaborasi dosen dan mahasiswa pascasarjana MPI UIN Bukittinggi menyajikan hasil riset tak hanya tentang isu-isu pendidikan kontemporer, tetapi juga pengalaman kegiatan pendidikan Islam yang telah lama ada di Minangkabau dan relevan hingga kini.Direktur Pascasarjana UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Nunu Burhanuddin, mengatakan sejarah telah memberikan informasi bahwa Minangkabau merupakan cikal bakal tumbuh dan berkembanganya pendidikan Islam.
“Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa ulama di Minangkabau telah berpengaruh dan memainkan peran sangat ptning dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat serta memperjuangkan kemerdekaan baik pada tingkat regional maupun nasional,” jelasnya.
Diantara kearifan lokal khas Minangkabau yang dapat terus dilestarikan di era digital saat ini adalah urgensi solidaritas sosial dan pemerataan Pendidikan.
“Madrasah mampu menampilkan eksistensinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan menampung santri dari berbagai lapisan masyarakat muslim dan memberikan pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan latar belakang ataupun tingkat sosial ekonomi mereka,” jelas Iqbal Anas, mahasiswa pascasarjana UIN Bukittinggi yang tampil dengan makalah bertajuk Kekhasan Kurikulum Lokal, Islam, dan Budaya Adat Minangkabau.
Editor : Rahmat