Luka di Tepi Sungai Charles

×

Luka di Tepi Sungai Charles

Bagikan berita
Luka di Tepi Sungai Charles
Luka di Tepi Sungai Charles

Oleh : Edwin Hidayat Abdullah

Sungai Charles tidak berubah semenjak aku tinggalkan di awal musim gugur lima tahun yang lalu. Masih tetap mengalir jernih dipagari indahnya pepohonan berdaun kuning kemerah-merahan. Dan masih tetap menjadi tempat inspirasi para artis untuk mengabadikan keindahannya dalam lukisan.

Setelah lima tahun, aku kembali lagi ke tepi sungai

Charles. Aku kembali bukan sebagai mahasiswa tingkat Doktor di Harvard University seperti dulu, tapi sebagai pengajar tamu di univesitas yang sama. Meski berbeda status, tetapi aku kembali dengan luka yang sama dengan yang aku dapat lima tahun tahun yang lalu di tepi sungai Charles.

Di tepi sungai Charles lima tahun yang lalu, dibangku yang sekarang aku duduki, aku meninggalkan Paulo, seseorang yang wajahnya telah terlanjur terpatri dalam hatiku. Aku tinggalkan dia, karena aku merasa tak mungkin bagiku untuk membawanya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat tempat aku berasal.

***

"I can't see you anymore, Paulo," kataku pada Paulo ketika ia merangkul tubuhku dengan mesra di sebuah bangku di pinggiran sungai Charles.

Paulo tersentak seperti terkena kejutan listik. la membalikan badannya menatapku dengan tatapan mata mesra, bukan marah. Persis seperti apa yang aku telah duga.

"What's wrong Honey? Ada apa? Kenapa kamu bicara begitu?" dia bertanya dengan suara lembut yang membuatku hampir tak kuasa untuk mempertahankan keputusan yang aku buat.

"Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, Paulo," kataku tegas walaupun dengan wajah menunduk.

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini