Khairul Jasmi
Panorama Baru Bukittinggi, Sejak Ramai, Hidup Ekonomi Kami
Sepasang kekasih duduk dengan nyaman, menghadap tubir Ngarai Sianok. Ratusan emak-emak di momen yang sama dengan berfoto. Paling ramai di kapal yang seolah hendak “mengarungi” Sianok, ngarai ikonik itu.
Panorama Baru nan viral telah hadir seperti sekarang sejak setahun lalu. Sebelumnya kurang dirawat. Pemuda di lokasi, Pintu Kabun, Bukittinggi, lantas mempermaknya.
Sejak itu, ramai. Ketika saya datang beberapa bus wisata sedang parkir. Diantaranya, membawa emak-emak penikmat pilkada. Saya melihat ada foto paslon di dinding bus. Datang dari berbagai tempat, juga dari Riau.
Emak-emak itu memakai baju dan jilbab segaram. Mereka menguasai semua medan panorama. Tak semua datang karena pilkada. Bukan itu intinya, melainkan mereka telah datang. Per orang hanya bayar Rp5.000. Masuklah dan berfoto sepuasnya, hati-hati jangan terpeleset. Terduduk nanti, kotor kodek.Dan, memang semua foto-foto bersama, gantian. Hampir semua memakai kacamata. Hitam. Di antara ramainya emak-emak itulah, ada beberapa pasangan berjalan-jalan dan duduk dengan nyaman.
Panorama ini di Puhun Pintu Kabun, Mandiangin, sekejap saja dari Jam Gadang. Masuk saja dari rusuk RSUD Achmad Muchtar, melaju sampai ke ujung. Hanya 15 menit, sampai.
Ini, memang panorama bisa melihat nyaris sekujur Ngarai Sianok. Dari atas, sehingga dinding tegak lurus ngarai dari arah berlawanan terlihat jelas. Tentu saja di Panorama dinding ngarai juga tegak lurus.
Editor : Bambang Sulistyo