Agam -Warga Agam yang tinggal di sekitar puncak Gunung Marapi mengungkapkan kecemasan, terkait datangnya bencana setelah ditemukan beberapa jenis hewan hutan yang turun sampai ke pemukiman warga.
Hal ini disampaikan Kepala Desan Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam, Firdaus yang menerima laporan dari warganya ada beberapa jenis hewan hutan dari Gunung Marapi yang turun sampai ke pemukiman warga.
“Kami menerima laporan dari masyarakat kemudian mencek kebenaran informasi tersebut dan melihat langsung ada beberapa ekor monyet jenis simpai, kijang hingga beruang madu yang turun ke pemukiman warga”, jelas Kepala Desa Bukik Batabuah, Firdaus yang lokasinya sangat berdekatan dengan Gunuang Marapi.
Ia mengungkapkan adanya kekahwatiran dari warga yang menganggap hal itu sebagai pertanda alam terkait bencana Gunung Marapi. Kecemasan warga ini, lanjut Firdaus belajar dari bencana yang terjadi sebelumnya, hewan-hewan juga turun ke pemukiman warga sebelum erupsi utama berupa banjir bandang lahar dingin yang terjadi awal Desember 2023 lalu.
Untuk saat ini, terang Firdaus pihaknya baru bisa melakukan sosialisasi langkah antisipasi dan imbauan kepada masyarakat untuk meningkat kewaspadaan terkait erupsi dan banjir bandang lahar dingin.
“Kami tentu tidak ingin ada warga yang menjadi korban yang jadi korban lagi akibat erupsi dan banjir bandang lahar dingin yang tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Sejauh ini belum ada perintah dari pemerintah atau lembaga terkait untuk mengevakuasi warga”, katanya.Ia menambahkan sedikitnya ada sekitar 1.300 jiwa yang bermukim di radius 4 hingga kilometer dari puncak Gunuang Marapi dan saat ini masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Sebagian besar warga jorong Bukik Batabuah Kecamatan Candung ini sebagai petani dan penggerap kebun serta ada juga yang mencari buah-buhan di dalam hutam Gunuang Marapi.
“Mudah-mudahan tidak terjadi lagi bencana Gunuang Marapi. Namun, demikian warga diminta untuk selalu berdoa dan waspada terhadap ancaman bencana Gunuang Marapi ini”, sebut Firdaus lagi. (as)
Editor : Eriandi