Hilmar juga membahas salah satu karya AA Navis yang menjadi tonggak penting dalam perkembangan sastra Indonesia dan banyak diajarkan di sekolah-sekolah, yang berjudul Robohnya Surau Kami, dengan latar budaya Minangkabau, Sumatera Barat.
Menurut dia, Navis berhasil menjadi seorang penulis yang berani mengambil isu-isu sulit di tengah masyarakat pada era 1950-an. Tidak hanya berani, Navis juga memberikan kontribusi besar dalam membantu masyarakat memahami budaya Minangkabau dengan lebih baik.
"Menurut saya, Navis adalah seorang intelektual yang sangat lengkap. Itulah sebabnya kita memperingatinya sebagai seorang tokoh sastra yang penting. Karya-karyanya bukan sekadar tulisan, melainkan cerminan dari pemikiran mendalam dan keberanian untuk menghadapi berbagai isu yang mungkin sulit diterima oleh masyarakat pada zamannya," ucap Hilmar.
Ia menegaskan, Navis dapat memberikan wawasan baru yang sangat penting untuk memahami berbagai dinamika sosial yang terjadi di Minangkabau."Ia mampu menyuarakan suara-suara dari akar rumput dan menunjukkan bagaimana kehidupan lokal bisa menjadi refleksi dari isu-isu yang lebih besar. Dalam karya-karyanya, Navis berhasil membawa pembacanya untuk merenungkan kembali tradisi, budaya, dan tantangan masyarakat Minangkabau tanpa kehilangan kepekaan terhadap realitas lokal," tuturnya. (*)
Editor : Eriandi