Dan: parkir di bawah tanah di Pasar Atas, manual lagi, padahal dulu sudah pakai sistem yang baik. Bukittinggi, kata seorang pengunjung, Eni, sudah berubah.
"Saya kehilangan kota masa kecil saya," katanya. Yang tersisa hanya dua, Jam Gadang dan Lubang Jepang. Keduanya buatan penjajah.
Jam itu berdentang sekali. Pukul 01.00 siang. Pengunjung ramai. Maklum hari libur. Jam Gadang itu, marasai benar kena foto. Namun, tabah.
Lalu Lintas padat. Los lambuang stasiun tampak gagah, kata orang, mulai kosong. Padang Lua macet lagi. Saya rindu gubernur baru nanti, mengerjakan jobnya, bukan banyak yang dikerjakan, tapi bukan pekerjaan dia, melainkan bagian dari gawe pak camat.Bukittinggi adalah tempat mengadu, tapi keluhannya, tak pernah bisa terurai.
Editor : Eriandi