Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang Jadi Google Reference School Pertama di Sumatera

×

Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang Jadi Google Reference School Pertama di Sumatera

Bagikan berita
Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang Jadi Google Reference School Pertama di Sumatera
Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang Jadi Google Reference School Pertama di Sumatera

Pembelajaran terfasilitasi secara personalisasi, ragam variable asesmen dan diferensiasi dan teknologi mendukung pembelajaran berbasis proyek dan eksplorasi.

Kemudian, siswa dan guru dapat terhubung dengan komunitas global untuk berbagi ide dan berkolaborasi lintas negara.

Akses pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas fisik. Kolaborasi global jarang dilakukan dan lebih berfokus pada ruang lingkup lokal.

"Efisiensi biaya jangka panjang dengan teknologi seperti Chrome Education Upgrade, yang hemat dan mudah dikelola. Penggunaan teknologi juga mengurangi kebutuhan cetak dokumen," ujarnya.

Selain itu, ada lima poin penting yang membedakan pembelajaran GRS ini yakni pertama pendekatan teknologi dalam pembelajaran. Kedua, pengelolaan sistem dan administrasi.

Ketiga, pendekatan terhadap keterampilan abad ke-21 yang Dr. Tony Wagner. Keempat ketersediaan aksebilitas dan kolaborasi global (nasional dan internasional). Terakhir, biaya dan efisiensi.

Education Specialist Google Renti Rosmalis menambahkan, untuk di Sumbar dan Sumatera pada umumnya, GRS yag resmi satu yakni Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang. Sementara untuk yang masuk sebagai kandidat GRS di Sumbar ada sebanyak empat sekolah.

"Empat kandidat itu, dua di Kota Bukittinggi yakni SD 3 Pakan Kurai dan SMPN 7 Bukittinggi. Kemudian satu di Dharmasraya, yaitu SMPN 1 Pulaupunjung, dan satu di Kota Solok, yakni SMPN 1 Kota Solok," jelasnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa kriteria untuk menjadi GRS. Di antaranya ketersediaan chromebook atau laptop dan komputer biasa yang telah menggunakan Chrome OS. Lalu sekolah harus ada sertifikasi guru dari google.

"Dan yang paling penting adalah adanya ekosistem digital yang sudah terbentuk di sekolah tersebut. Jadi 80 persen guru dan siswa di sekolah harus terbiasa menggunakan digital dalam proses pembelajaran," ujarnya.

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini