Sufi Berpenghasilan Konglomerat, Awet Muda Di Tengah Pandemi

×

Sufi Berpenghasilan Konglomerat, Awet Muda Di Tengah Pandemi

Bagikan berita
Sufi Berpenghasilan Konglomerat, Awet Muda Di Tengah Pandemi
Sufi Berpenghasilan Konglomerat, Awet Muda Di Tengah Pandemi

“Iya Pak. Saya percaya. Saya cuma kagum. Pak Hendra .betul betul berubah. Tampak segar, sehat, tubuh langsing tapi tegap dan wajah lebih muda belasan tahun. Oh ya, kan tadi saya sudah bilang jangan panggil saya Pan Deputi lagi. Itu kan jabatan masa lalu. Saya kan juga tidak memanggil Pak Dirut. Seharusnya saya malah manggil Mas Hendra, karena lebih muda. Tapi karena tampilan saya keliatan lebih tua saya jadi malu juga.”

“Hahaha. Pak Deputi bisa saja. Selama 4.5 tahun saya dibawah pembinaan Bapak. Sulit buat saya begitu saja meninggalkan kebiasaan saya memanggil Bapak. Hhehehe. Saya memang lebih tua, jadi memang sebenarnya gak salahnya kalau saya dipanggil kanda atau kangmas oleh dimas Windu,” kata Mas Hendra sambil menatapku dalam dalam sambil tersenyum.

Singkat cerita kami pun terlibat percakapan akrab. Kami bercerita mulai dari kegiatan harian di masa pandemi hingga tentang kabar keluarga masing masing.

Setelah kurang lebih 30 menit bercerita dan segelas teh hijau hangat telah habis dan setengah piring kacang rebus telah ludes, aku tak sabar lagi untuk tidak bertanya mengenai perubahan dirinya.

“Mas, dari tadi kita ngobrol ngalor ngidul, sebenarnya aku penasaran. Kok Mas Hendra bisa berubah penampilan dan sekarang kelihatan segar dan muda banget? Apa sih rahasianya?” Tanyaku.

Mas Hendra tergelak, dan berkata:

“Hehehe.. tadi kan aku cerita bahwa setelah puluhan tahun menjadi profesional, aku banting setir mencoba menjadi enterpreneur dan konsultan. Yang aku belum cerita adalah enterpreneur dan konsultan seperti apa yang aku jalani. Iya kan? Ini kamu harus tau. Karena ini salah satu yg membuat rambutku nyaris tak ada uban di usia 50 tahun lebih.”

“Iya mas. Kasih tau rahasianya dong. Kok jaman pandemi bukannya susah malah tambah segar dan awet muda. Aku perlu berguru nih. Jangan jangan sekarang jadi distributor masker, rapid tes dan importir vaksin. Jadi tajir hehehe,” candaku.

Bersambung…

Editor : Bambang Sulistyo
Bagikan

Berita Terkait
Terkini
pekanbaru