Fauzi Bahar juga menyoroti lambannya pembangunan jalan tol di Sumatera Barat yang berkaitan dengan masalah pembebasan lahan.
"Pembangunan jalan tol di Sumatera Barat lebih lambat dibandingkan dengan Riau. Satu bidang tanah bisa diklaim oleh 20 kelompok," ujarnya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat, khususnya Niniak Mamak, mendorong percepatan sertifikasi tanah untuk mengurangi potensi konflik.
"Saat ini, negara menargetkan sertifikasi tiga juta hektar tanah. Tanah yang tidak bersertifikat rawan masalah, dan negara juga memfasilitasi sertifikasi tanah komunal yang tidak untuk dijual atau digadai," ujar Fauzi.
Fauzi menekankan bahwa upaya untuk mengurangi konflik agraria adalah bagian dari amal ibadah, yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh Niniak Mamak.
Program Unggulan GubernurJefrinal Arifin juga menyebutkan bahwa kegiatan ini mendukung program unggulan Gubernur Sumatera Barat, yaitu "Sumbar Religius dan Berbudaya".
"Kegiatan ini merupakan implementasi dari filosofi Adaik Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah. Kami terus melakukan berbagai program yang sejalan dengan filosofi ini," tambahnya.
Pihaknya berkomitmen untuk melibatkan Niniak Mamak, Cadiak Pandai, Alim Ulama, Bundo Kanduang, serta masyarakat, khususnya generasi muda, sebagai pelanjut estafet kebudayaan Minangkabau.(yose)
Editor : yoserizal
