Cetak Sejarah, Pasangan Dosen UNP Raih Gelar Profesor Bersama

×

Cetak Sejarah, Pasangan Dosen UNP Raih Gelar Profesor Bersama

Bagikan berita
Prof. Dr. Suryanef, MSi., dan Prof. Dr. Al Rafni, MSi.
Prof. Dr. Suryanef, MSi., dan Prof. Dr. Al Rafni, MSi.
PADANG - Kamis, 19 Desember 2024 akan menjadi hari paling berkesan bagi pasangan dosen Universitas Negeri Padang (UNP) itu. Keduanya, Prof. Dr. Suryanef, MSi., dan Prof. Dr. Al Rafni, MSi. Di hari ini, keduanya akan dikukuhkan bersama-sama sebagai guru besar oleh Rektor UNP, Krismadinata, PhD. Suryanef akan dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Kebijakan Pendidikan. Dekan Fakultas Ilmu Psikologi dan Kesehatan UNP ini akan menyampaikan pidato pengukuhan "Rekonstruksi Model Implementasi Kebijakan Pendidikan Berperspektif Innovative Governance dan Berbasis Budaya. Sedangkan isterinya, Al Rafni akan dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Pendidikan Politik. Di hari pengukuhan ini, dia akan membacakan pidato pengukuhan berjudul "Pendidikan Politik untuk Milenial di Era Disrupsi Teknologi dan Society 5.0. Perjalanan keduanya menjadi guru besar di bidangnya masing-masing tentu bukan perjalanan yang pendek dan mulus. Tapi, semuanya tak membuat keduanya patah semangat. Saling dukung adalah cara keduanya maju bersama. Prof. Dr. Suryanef, MSi., sendiri adalah anak keenam dari sembilan bersaudara. Dia lahir di Payakumbuh 6 Juni 1964. Anak dari pasangan Idris dan Alenar di masa kecilnya menjalankan kehidupan yang sulit. Walau demikian, ia justru tumbuh menjadi siswa berprestasi sepanjang perjalanan pendidikannya, termasuk hingga menempuh pendidikan tinggi. "Saya pernah mendapatkan undangan menjadi mahasiawa Prodi Teknik Kimia Universitas Indonesia. Tapi, mesti saya kubur keinginan kuliah di sana. karena kondisi finansial keluarga," kisahnya kepada Singgalang, kemarin Sempat bercita-cita menjadi seorang apoteker, ternyata pria yang akrab disapa dengan sebutan Pak Yon itu berlabuh dan menekuni Ilmu Sosial dan tercatat sebagai lulusan pertama FPIPS IKIP Padang dengan prediket lulusan Cumlaude dan IPK 3,68 Di Ilmu Sosial ini pula dia bertemu tambatan hatinya yang juga menjadi guru besar di hari yang sama dengannya. "Kami menikah 11 November 1994," tutur alumni Magister Ilmu Politik Gajah Mada itu. Dari pernikahan itu, mereka memiliki dua anak, yaitu Muhammad Farhan Nefaldy, SH., dan Fania Nefaldy. Karirnya sebagai dosen dimulai pada tahun 1991 sebagai Dosen PMK/KN di Fakultas Pemdidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.yang sekarang dikenal sebagai Fakultas Ilmu Sosial UNP. Kini telah 33 tahun dia mengabdi sebagai pendidik dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sepanjang karirnya itu, dia telah melahirkan 62 judul penelitian dan terlibat dalam 64 pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, dia juga telah melahirkan 76 artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal nasional dan internasional bereputasi dan terakreditasi. Juga telah melahirlan 22 makalah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah skala nasional dan internasional. Pria yang sering menjadi master of ceremony (MC) dalam berbagai acara itu juga memiliki pengalaman panjang sebagai dosen dengan tugas tambahan. Ia tercatat pernah menjadi Sekretaris Laboratorium PPKn, Sekretaris Jurusan, Wakil Dekan III, II dan I FIS dalam rentang waktu berbeda. Juga pernah jadi staf ahli rektor. Sejak 2021 menjadi Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan yang tentunya juga menjadi bagian anggota Senat Akademik Fakultss dan Senat Akademik Universitas. Untuk keterlibatan dalam organisasi profesi, Suryanef saat ini Wakil Ketua Umum Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara Tingkat Nasional, pernah mejabat Sekretaris DPD Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia Sumatera Barat (2006-2009), dan juga sebagai Pengurus Cabang Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Padang (20023-2008). Dalam hal penghargaan, Suryanef telah mendapatkan Satya Lencana Karya Satya untuk masa pengabdian 20 dan 30 tahun, Poster Terbaik Penelitian Hibah Bersaing Tingkat Nasional tahun 2012, serta Peneliti Terbaik I Universitas Negeri Padang tahun yang sama 2012. Dalam kehidupan yang dijalaninya, Suryanef lebih senang menumbuhkembangkan sikap pintar merasa daripada merasa pintar, serta mensyukuri apa adanya bak air mengalir saja. Pertama kali Sementara itu, Prof Dr. Al Rafni, MSi., sang isteri sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang pendidik. Makanya, dia meneruskan pendidikannya ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang pada 1987 di Prodi Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan. Sama halnya dengan sang suami, Prof Al juga berprestasi. Pendidikan sarjananya diselesaikan dengan cumlaude dan memperoleh IPK 3,9. Dia juga meneruskan pendidikan S2 ke UGM. Di sana, lagi-lagi meraih cumlaude dan menjadi satu-satunya wisuda berasal dari luar Pulau Jawa dengan prediket tersebut. Gelar doktor di UNP juga diraihnya dengan IPK 3,95. Prof Al Rafni telah memulai karir sebagai dosen sejak 1991. Artinya, hingga kini telah lebih dari 30 tahun hidupnya dipersembahkan untuk menjalani kewajiban Tridharma Perguruan Tinggi. Setidaknya ada 54 judul penelitian yang telah dihasilkannya dan terlibat dalam 65 kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dia juga terlibat dalam berbagai pertemuan ilmiah, baik skala nasional maupun internasional serta telah melahirkan sejumlah buku. Pernikahannya dengan Prof Suryanef yang juga pernah menjadi Wakil Dekan di Fakultas Ilmu Sosial UNP, membuatnya selalu bersyukur dan penuh kebahagiaan. Tak hanya dalam keluarga, tapi juga bersama meniti karir menjadi pendidik, sebuah profesi yang sangat mulia. "Kalau ditanya perasaan kami, tentu pastinya bersyukur dan bahagia, karena ini tidak sekadar sejarah bagi keluarga, pun UNP sebagai PT Negeri yang telah berusia 70 tahun. Ini untuk pertama kalinya terjadi pengukuhan guru besar suami istri dengan waktu bersamaan," kata Prof Suryanef. Bersama, keduanya akan terus mengabdikan diri sebagai pendidik dan tentu saja melaksanakan tridharma perguruan tinggi. (yuni)

Editor : yuni
Bagikan

Berita Terkait
Terkini
pekanbaru