PADANG -Terhitung hingga 29 Desember 2024, total realisasi fisik Pemprov Sumbar masih berada pada posisi 90,98 persen, dengan angka Rp5,9 triliun lebih. Jumlah tersebut masih di bawah target, yang seyogyanya sudah mencapai 99,81 persen atau dengan nominal Rp7 triliun lebih.
Dengan kondisi tersebut, maka sektitar Rp1 triliun lebih belum terealisasi. Kondisi itu juga terjadi dengan realisasi keuangan, dari total target Rp7 triliun lebih, baru terealisasi 84,32 persen atau Rp5,9 triliun. Angka itu masih jauh dari target yang seharusnya mencapai 99,33 persen atau Rp7,012 triliun.
Angka tersebut dimuat di laman web dhasboard pembangunan Sumatera Barat dengan alamat https://dashboard.sumbarprov.go.id/tahun/2024.
Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Sumbar Rosail, kemarin, mengatakan, kondisi dhasboard pembangunan Sumbar sebenarnya belum dilakukan pembaharuan data. Karena yang tergambar di dashbord belum semua data dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Dashboard itu belum diperbaharui datanya. Nanti kita perbaharui sesuai dengan kondisi keuangan yang riil," sebutnya.
Disebutkannya, angka yang ada di laman web dashboard pembangunan dipengaruhi akumulasi data dari Sibangda, Sipedal, SPSE dan IKatalog Inaprog. Sementara data riil Pemprov Sumbar dari SIPD tidak memberikan gambaran langsung pada laman dashboard, tapi harus diinput secara manual.Selain itu, diakuinya juga lambatnya realisasi fisik dan keuangan Pemprov Sumbar juga dampak dari tidak terpenuhinya target pendapatan. Sehingga anggaran yang dialokasikan di awal tidak tersedia untuk pembayaran kegiatan tersebut.
"Jadi, kita harus pahami uang yang tersedia dengan rencana anggaran. Kalau uang yang tersedia tidak dapat direalisasikan memang susah, tapi ini rencana anggaran. Jadi realisasi anggaran juga terpengaruh dengan pendapatan," paparnya.
Dengan kondisi tersebut, maka dari Pemprov Sumbar tidak akan melanjutkan semua kegiatan yang direncanakan. Kegiatan yang dibayarkan hanya sesuai dengan keuangan yang tersedia.
"Jadi jika ada kegiatan tidak ada uang, maka tidak dilanjutkan. Kita hentikan," paparnya.
Editor : Eriandi