Jakarta – Kasus kematian yang menimpa ‘perantau minang’ asal Lubuk Basung, Rahmat Vaisandri menyita perhatian H. Arisal Azis. Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PAN tersebut kaget bercampur ‘berang’.
“Saya baru saja dikunjungi oleh keluarga korban dan kuasa hukum. Kata mereka kasus ini sudah hampir tiga bulan ditangani Polres Metro Jaktim dan belum ada titik terang. Kenapa begitu lama menyelesaikan perkara ini?,” ujar H. Arisal Azis kepada media, Rabu (22/01/2025).
“Saya menduga ada yang tidak beres. Besok (Kamis) saya akan datangi Polda Metro Jaya untuk menindak lanjuti apa yang sebenarnya terjadi,” sebut Arisal.
Menurut anggota legislatif dari Dapil II Sumbar tersebut, dirinya merasa sedih dengan adanya kasus kematian yang menimpa ‘urang awak’ dan tidak berkejelasan hingga sekarang.
“Ini kejadian sungguh menyayat hati saya. Terlepas dari proses hukum yang sedang berjalan dan apapun dugaannya, ‘padiah hati ambo’, jauh-jauh dunsanak kita merantau berkahir tragis seperti ini. Saya akan kawal kasus ini sampai selesai,” tegasnya.
Sementara itu kuasa hukum pihak keluarga korban, Mukti Ali, SH, M.Kn menyebut banyak kejanggalan dalam kasus kematian Rahmat Vaisandri. Beberapa indikasi yang ia temui di lapangan semakin mendorong dirinya untuk secepatnya menyelesaikan kasus ini.“Tim kami menemui banyak kejanggalan pada kejadian kematian saudara kita. Mulai dari dugaan pembiaran terhadap pelaku, tidak dipasangnya police line di TKP, klaim CCTV rusak oleh pihak kepolisian, hingga kejanggalan pada korban seperti kehilangan barang-barang pribadi, dan keadaan korban terakhir waktu kejadian yang dalam kondisi terikat dan mengalami luka serius,” jelasnya.
Gegerkan Sumbar
Berdasar informasi yang dirangkum dari Mukti Ali, perantau asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam Rahmat Vaisandri (29), diduga menjadi korban pembunuhan setelah sebelumnya hilang kontak dengan keluarganya.
Rahmat, yang bekerja sebagai sopir Bus Al-Hijrah jurusan Jakarta-Padang, ditemukan meninggal dunia di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur, dengan sejumlah luka mencurigakan di tubuhnya.
Editor : Eriandi